Surabaya, JATIMMEDIA.COM – Tren perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) di masyarakat cenderung mulai mengelami penurunan, seiring dengan semakin longgarnya protokol kesehatan karena COVID-19 mulai menurun.
Menyadari hal ini, Geliat Unair bekerjasama dengan Unicef Indonesia kembali menggalakan pendekatan dengan metode RANAS (Risk, Atitude, Norms, Ability dan Self) yang merupakan model baru untuk promosi perubahan perilaku masyarakat.
Kali ini Geliat Unair menggelar kegiatan workshop Trainning of Facilitator (ToF) Bertema “Implementasi STBM Pilar 2 Dengan Menggunakan Metode Ranas” dengan mengundang Dinas Kesehatan Kota Surabaya, Promkes dan Sanitarian Puskesmas se Kota Surabaya, pada Selasa (27/12/2022).
STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat) 5 pilar yang terdiri dari Stop Buang Air Besat Sembarangan, Cuci Tangan Pakai Sabun, Pengelolaan Air Minum dan Makanan Rumah Tangga, Pengamanan Sampah Rumah Tangga dan Pengamanan Limbah Cair Rumah Tangga menjadi program kesehatan yang akan diperkuat untuk pelaksanaannya di sekolah-sekolah sebagai entry point oleh para sanitarian.
Dr. Ratna Dwi Wulandari, SKM., M.Kes menyampaikan bahwa, penerapan protokol kesehatan (Prokes) membutuhkan upaya atau pendekatan agar dapat diterima oleh masyarakat. Salah satunya, dengan pendekatan RANAS kepada sanitarian.
BACA JUGA : Tangani Pasien Tanpa Obat dan Operasi, Medical Hacking Layani Terapi Gratis…
“Khususnya pelaksanaan STBM pilar ke 1 dan pilar ke 2 di sekolah-sekolah akan menjadi fokus utama dalam pengenalan pendekatan RANAS,” kata Dr. Ratna.
Dengan kerjasama UNAIR/UNICEF tahun 2022-2023 dibidang Water Sanitation Hygiene ini lanjut Dr. Ratna, salah satu komitmennya yaitu memberikan dukungan pengembangan kapasitas kepada petugas sanitarian dan promkes.
“Harapannya para sanitarian dan petugas promkes mendapatkan pengetahuan baru tentang pendekatan RANAS,” terangnya.
Melalui Workshop ToF Intervensi Perubahan Perilaku CTPS dan Pengetahuan Tentang Pentingnya Stop Buang Air Besar Sembarangan dengan menggunakan metode RANAS ini petugas sanitarian/promkes dapat semakin memahami pendekatan RANAS.
BACA JUGA : Penjualan Rokok Eceran akan Dilarang Mulai 2023
Dr. Ratna menambahkan, setelah dilakukan pelatihan ini diharapkan petugas promkes dan sanitarian setiap puskesmas dapat mengimplementasikannya di sekolah yang berada dibawah wilayah kerja masing-masing puskesmas.
“Dengan demikian, perilaku cuci tangan pakai sabun dapat menjadi budaya baik, yang akan selalu diterapkan,” tambah Dr. Ratna. (JM01)