Jakarta, JATIMMEDIA.COM – Fenomena transaksi tanpa uang tunai (cashless) semakin jamak ditengah masyarakat, selain penggunaan kartu debit dan kartu kredit melalui mesin ATM maupun EDC (Electronic Data Capture), aplikasi pembayaran dan dompet digital semakin masif digunakan untuk membayar beragam tagihan bulanan, membeli makanan pesan antar, transportasi, bahkan membeli sembako di warung-warung di lingkungan tempat kita beraktivitas.
Berdasarkan data dari Bank Indonesia (BI), transaksi uang elektronik tumbuh pesat dalam sepuluh tahun terakhir. Bahkan sepanjang tahun 2018, volume transaksi uang elektronik tercatat sebanyak 2,92 miliar transaksi (tumbuh 16.600 kali dibandingkan tahun 2009), dengan nilai transaksi sebesar Rp 47,19 triliun, atau tumbuh 90,9 kali dari tahun 2009 yang tercatat sebesar Rp 519 miliar. Sementara hingga Oktober 2019, tercatat volume transaksi sebanyak 4,23 miliar dan nilai transaksi sebanyak Rp 112 triliun.
Transaksi pembayaran digital di Indonesia ini diyakini akan terus tumbuh. Dan BI pun memperkirakan transaksi melalui uang elektronik akan mencapai US$25 miliar pada tahun 2023.
Sejalan dengan adanya program membangun masyarakat tanpa tunai ini, OttoPay sebagai aplikasi pembayaran non tunai modern melalui kode QR, turut berkontribusi dalam memfasilitasi pedagang dan pelaku UMKM dalam menerima pembayaran secara digital.
Direktur PT Reksa Transaksi Sukses Makmur, Budi Hartono menjelaskan, bahwa pihaknya mendukung program pemerintah dalam membangun masyarakat non tunai di Indonesia dengan menghadirkan aplikasi pembayaran digital yang diperuntukan bagi pedagang dan pelaku UMKM yang tidak hanya berada di pusat perbelanjaan tapi juga warung-warung kelontong dan pedagang kaki lima yang ada di pinggir jalan untuk dapat menerima pembayaran secara digital.
“Selain membantu para pedagang untuk bisa melek digital, kami juga memberi kemudahan pembayaran serta keuntungan bagi pedagang berupa tambahan penghasilan melalui layanan PPOB (Payment Point Online Bank) berupa pembayaran tagihan listrik, air, pembayaran BPJS, pembelian pulsa, dan voucher game,” tambahnya.
Budi juga menjelaskan, Pemerintah menargetkan delapan juta UMKM di tanah air sudah dapat menggunakan layanan digital pada tahun 2020 mendatang. Saat ini sudah ada 1,2 juta warung Mitra OttoPay yang tersebar di Indonesia, di mana dalam penyebarannya mencakup kota-kota besar sebanyak 60%, kota kedua 26%, dan daerah pelosok 14% sehingga diharapkan dapat mendukung peningkatan produktivitas UMKM hingga ke pelosok.
“Aplikasi pembayaran digital OttoPay diperuntukan bagi pedagang dan pelaku UMKM, sementara dari sisi pembeli bisa menggunakan aplikasi pembayaran digital yang sudah bekerja sama dengan OttoPay di antaranya aplikasi ONe Mobile dari Bank OCBC NISP, JakOne dari Bank DKI, BRIS Online dari Bank BRI, Ottocash, dan True Money,” tambah Budi.
Dalam rangka mendukung program pemerintah ini, OttoPay juga mengerahkan sumber daya manusia sebagai sales representative yang tersebar di kota-kota dan daerah-daerah di Indonesia yang secara rutin memberikan pembinaan berkala kepada para pedagang dan pelaku UMKM yang telah menjadi Mitra OttoPay serta siap membantu mereka dalam segala hal terkait aplikasi OttoPay. (JM02)