PDAM Surya Sembada Cari Masukan Masyarakat Gelar Diskusi “PDAM Mendengar”

0
71
Dirut PDAM Surya Sembada Kota Surabaya, Mujiaman Sukirno

Surabaya, JATIMMEDIA.COM – Guna mendengarkan harapan-harapan masyarakat kota surabaya tentang bagaimana kedepan PDAM sebagai sarana bisa ikut memakmurkan warga kota Surabaya, PDAM Surya Sembada Kota Surabaya menggelar acara diskusi dengan tema “PDAM Mendengar”.

Dirut PDAM Surya Sembada Kota Surabaya, Mujiaman Sukirno mengatakan, forum diskusi kali ini dihadiri banyak kalangan masyarakat termasuk komunitas SOS dari berbagai latar belakang seperti anggota DPRD, akademisi dan kalangan masyarakat biasa.

“Dengan semangat PDAM mendengar ini, kami berharap PDAM akan mendapat masukan yang banyak dari masyarakat,” terangnya, Senin (13/01/2020).

PDAM Surya Sembada Cari Masukan Masyarakat Gelar Diskusi “PDAM Mendengar”

Dalam kesempatan itu Mujiaman juga menjelaskan bahwa warga Surabaya yang menjadi pelanggan PDAM Surya Sembada dan telah membayar sesuai harga jual standar sesuai biaya produksi (Rp 3 Ribu per M3) hanya sekitar 20 persen.

“Sedangkan sisanya (yang 80 persen) hanya dikenakan tarif Rp 1.848 per M3. Ini adalah harga subsidi,” tutur Mujiaman.

Sementara terkait air keruh yang sering dikeluhkan masyarakat, Mujiaman menjelaskan bahwa air keruh ini merupakan salah satu masalah bagi PDAM diluar masalah masalah lainnya. Dan ini semua akan dicoba dijelaskan kepada masyarakat.

“Saya bahkan berharap tidak hanya itu saja. Ssaya juga berharap warga surabaya bisa menuntut PDAM bisa menyediakan air siap minum. Saya senang kalau dituntut itu, tentu dibantu dengan dicarikan jalan keluarnya, itu yang saya harapkan,” tambah Mujiaman.

Mengenai air layak minum ini, Mujiaman mengatakan bahwa hal itu sangat mungkin dan telah berhasil di produksi, namun untuk bisa mendistribusikan air layak minum hasil produksinya harus ditunjang dengan jaringan pipa yang bagus.

“Kalau jaringan pipanya belum diperbarui, maka itu mustahil bisa dilaksanakan. Dan itu biayanya tidak sedikit, karena masih ada sekitar 400 Km pipa yang harus diganti. Oleh karenanya kami sedang berusaha agar bisa menggunakan dana deviden,” terangnya.

See also  Jubir Pemerintah Akui Istilah New Normal itu Salah dan Ganti dengan Adaptasi Kebiasaan Baru

Tidak hanya itu, Mujiaman juga menjelaskan bahwa untuk bisa memberikan pelayanan agar seluruh masyarakat Surabaya dapat menikmati aliran air bersih dengan biaya yang murah, pihaknya juga telah berhasil mendata penduduk Surabaya yang selama ini sulit mendapatkan jaringan dan aliran air, karena terganjal oleh aturan, yakni Perda dan UU.

“Sesuai data kami, kami telah berhasil memberikan layananan kepada 10 ribu jiwa dari 17 ribu data yang masuk, seperti untuk warga stren kali, stren rel kereta api dll. Pasalnya mereka bertempat tinggal di lahan yang berstatus merah,” terang Mujiaman. (JM01)