Surabaya. JATIMMEDIA.COM – Dalam waktu dekat, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya bakal menerapkan teknologi face recognition system atau sistem pendeteksi wajah pada setiap kamera pengawas CCTV yang tersebar di setiap sudut Kota Surabaya.
Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini mengatakan penerapan teknologi tersebut perlu dilakukan guna menunjang sistem keamanan dan kenyamanan di kota sekaligus sebagai pemantau arus lalu lintas.
“Sistem face recognition ini selain bisa memantau arus lalu lintas, juga mampu melacak wajah seseorang dalam segala hal mulai menangkap pelaku tabrak lari, pendeteksi orang hilang, hingga pelaku teroris,” jelasnya beberapa waktu lalu.
Risma juga menambahkan, sebenarnya sejak pertengahan bulan lalu beberapa CCTV di Surabaya sudah dilengkapi software face recognition system atau alat pelacak wajah, yang idenya berawal dari pembicaraan di forum Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) untuk topik terorisme
“Saya lihat ada teknologi yang bisa mengikuti wajah seseorang, kemudian saya mencoba mengajak ahli IT di Pemkot untuk membuat sendiri,” ujarnya.
Sebelumnya Pemkot Surabaya secara bertahap telah melakukan peremajaan pada 1.200 unit CCTV yang tersebar di Kota Surabaya. Peremajaan tersebut, terutama dilakukan terhadap kamera CCTV yang sudah berkurang fungsinya dan buram.
Ditambahkan Kepala Dinas Perhubungan Surabaya Irvan Wahyudrajat, teknologi face recognition system tersebut telah diterapkan setahun yang lalu pada kamera CCTV di Terminal Purabaya. Dan setidaknya ada titik 16 kamera yang terpasang teknologi pendeteksi wajah tersebut.
“Tujuannya pertama awalnya untuk mendeteksi adanya calo di terminal. Selain itu, juga berfungsi untuk mendeteksi para pendatang,” jelasnya.
Sementara Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Surabaya, Agus Imam Sonhaji menambahkan, ada dua teknologi baru yang diterapkan pada kamera CCTV di Surabaya. Pertama, yakni teknologi face recognition system atau alat pendeteksi wajah dan kedua adalah teknologi pendeteksi ciri-ciri tertentu.
“Jadi ada dua fasilitas (sistem) yang kita kembangkan sekarang. Ini sudah jadi sekitar 90%, tapi masih uji coba di beberapa titik,” katanya sambil menambahkan bahwa kedua teknologi itu akan diterapkan pada 600 titik CCTV pada server jaringan Diskominfo. (jm01)