
Surabaya, JATIMMEDIA.COM – Dalam rangka penguatan sumber daya manusia guna mendukung transformasi dan standarisasi layanan di lingkungan Subholding Pelindo Terminal Petikemas (SPTP), PT Terminal Petikemas Surabaya (TPS) menyelenggarakan pelatihan Container Terminal Operation (CTO) selama tiga hari (02–04 Juli 2025) dan diikuti oleh 25 pekerja dari berbagai unit kerja.
Pelatihan strategis ini dibuka langsung oleh Direktur Operasi SPTP, Muarip, yang juga turut memberikan pembekalan materi kepada para peserta. Program ini menjadi bagian dari upaya Pelindo/SPTP Grup untuk mendorong percepatan peningkatan kapabilitas sumber daya manusia (SDM) dan menjawab kebutuhan layanan terminal peti kemas yang semakin kompetitif.
Selama pelatihan, peserta dibekali dengan materi menyeluruh terkait aspek operasional terminal peti kemas, yang meliputi pengenalan industri pelayaran, fasilitas dan peralatan terminal, desain dan kapasitas terminal, proses bisnis, hingga Terminal Operating System (TOS). Hal ini bertujuan untuk menumbuhkan pemahaman yang utuh terhadap kebutuhan pelanggan jasa kepelabuhanan seperti shipping lines, perusahaan trucking, EMKL/forwarder, serta cargo owner.
Muarip menekankan bahwa dalam pelayanan terminal peti kemas, terdapat lima kebutuhan utama pelanggan yang harus dipenuhi, yaitu speed (kecepatan), reliability (kehandalan), safety (keselamatan), low cost (efisiensi biaya), dan data availability (ketersediaan data). “Semua itu hanya bisa dicapai dengan SDM yang andal dan kompeten,” ujar Muarip dalam sesi pembukaannya.
Pelatihan ini juga menghadirkan narasumber dari unit terminal lain dalam Pelindo Group, termasuk Imat Rahmatillah, SVP Perencanaan dan Pengendali Operasi Terminal Peti Kemas Semarang. Para narasumber secara konsisten menekankan pentingnya pemahaman menyeluruh terhadap proses operasional terminal, terutama dalam kaitannya dengan kecepatan dan keandalan layanan bongkar muat.
SVP Perencanaan Operasi dan Proses Bisnis TPS, Didik Kurniawan, menjelaskan bahwa salah satu indikator kunci kualitas layanan terminal adalah Box per Ship per Hour (BSH), yakni jumlah peti kemas yang dibongkar atau dimuat per kapal per jam. “BSH TPS saat ini adalah 56 box per jam. Ini sudah melampaui target yang ditetapkan KSOP Utama Tanjung Perak.” ungkap Didik.
Didik juga menambahkan bahwa pelatihan CTO merupakan salah satu strategi peningkatan kompetensi yang berkontribusi langsung terhadap kualitas layanan, tidak hanya di dermaga, tetapi juga di lapangan penumpukan.
Pelayanan receiving and delivery (R&D) peti kemas juga menjadi perhatian TPS. Standar Truck Round Time (TRT) yang ditetapkan adalah maksimal 30 menit untuk receiving dan 45 menit untuk delivery, namun saat ini TPS telah mencatatkan rata-rata TRT 18 menit untuk receiving dan 44 menit untuk delivery. Pencapaian ini menunjukkan efektivitas kerja tim dan sistem yang telah berjalan baik di TPS.
Sebagai operator terminal peti kemas utama di wilayah timur Indonesia, TPS terus berupaya meningkatkan performa dan kualitas layanannya. Sepanjang tahun 2024, TPS mencatat arus peti kemas sebesar 1.584.774 TEUs. Sementara hingga semester I 2025, tercatat sudah mencapai 768.518 TEUs. TPS juga terus mempertahankan dominasinya di pasar internasional dengan pangsa pasar sebesar 83% di Pelabuhan Tanjung Perak.
Melalui pelatihan CTO dan program pengembangan SDM lainnya, TPS menunjukkan komitmen kuat dalam memperkuat daya saing layanan terminal peti kemas, sejalan dengan transformasi Pelindo Group menuju ekosistem logistik nasional yang lebih efisien dan terintegrasi. (JM02)
            
		













