ICHELSS ke-5 Di Unesa, Bahas Peran Ilmu Sosial di Era Digital

0
6
Unesa Jadi Tuan Rumah ICHELSS ke-5, Bahas Peran Ilmu Sosial di Era Digital
Unesa Jadi Tuan Rumah ICHELSS ke-5, Bahas Peran Ilmu Sosial di Era Digital

Surabaya, JATIMMEDIA.COM – Peran vital ilmu sosial dan humaniora di era digital menjadi sorotan utama dalam konferensi internasional The 5th International Conference on Humanities, Education, Law, and Social Science (ICHELSS).

Tahun ini, Universitas Negeri Surabaya (Unesa) melalui Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) menjadi tuan rumah penyelenggaraan agenda yang berlangsung di Harris Hotel, Surabaya, pada 24–26 Oktober 2025.

Konferensi ini menghimpun 12 Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) dari seluruh Indonesia yang tergabung dalam Himpunan Sarjana Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial Indonesia (HISPISI).

Presiden HISPISI, Komarudin, menyampaikan bahwa ICHELSS adalah wadah penting bagi akademisi, praktisi, dan pemerhati sosial untuk meninjau kembali arah pengembangan ilmu sosial-humaniora agar tetap relevan di tengah perubahan zaman yang masif.

Oleh karena itu, Komarudin menekankan perlunya menata ulang metodologi ilmu sosial agar mampu menjawab tantangan masa kini, baik sosial, ekologis, maupun teknologi.

“Ilmu sosial di era digital harus memiliki dampak sosial yang luas, berorientasi ekologis, dan bersifat inovatif. Kita perlu menjadi agen transformasi yang menuntun masyarakat menuju masa depan yang lebih inklusif dan berkelanjutan.”

Selanjutnya, Komarudin mendorong tiga agenda utama: integrasi ilmu sosial dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), penguatan pembangunan inklusif dan ekologis, serta perluasan kolaborasi lintas bidang antara akademisi, media, pemerintah, dan masyarakat.

Di tempat yang sama, Rektor Unesa, Nurhasan, turut menegaskan pentingnya menjaga marwah keilmuan. Ia berharap hasil diskusi dan penelitian yang dihasilkan tidak berhenti pada tataran wacana.

“Kegiatan seperti ini sangat bagus, tapi hasilnya harus clear. Jangan berhenti di seminar saja tanpa tindak lanjut. Penelitian yang dibahas harus nendang dan berkualitas, sesuai kebutuhan zaman dan negara,” tegas pria yang akrab disapa Cak Hasan ini.

See also  Khofifah Ajak Survivor Covid-19 Jatim Lakukan Donor Plasma Darah untuk Sembuhkan Pasien Corona

Ia pun berharap konferensi ini dapat memperkuat kolaborasi riset dan penguatan SDGs di lingkungan akademik.

Sementara itu, Ahmad Najib Burhani, Direktur Jenderal Sains dan Teknologi Kemendiktisaintek RI, menyoroti posisi strategis ilmu sosial dan humaniora dalam menjaga kemanusiaan di tengah derasnya arus digitalisasi.

“Hanya ilmu sosial dan humaniora yang menolong kita tetap menjadi manusia seutuhnya yang memiliki critical thinking, rasa ingin tahu, kemampuan adaptif, dan inovatif. Tanpanya, kita hanya akan menjadi mesin,” ujarnya.

Ia menegaskan bahwa ilmu sosial-humaniora merupakan penggerak utama (drivers of change) dalam menghadapi tantangan global seperti teknologi digital, perubahan iklim, dinamika demografi, dan konflik dunia.

Universitas Negeri Surabaya (Unesa) melalui Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) menjadi tuan rumah The 5th International Conference on Humanities, Education, Law, and Social Science (ICHELSS).
Universitas Negeri Surabaya (Unesa) melalui Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) menjadi tuan rumah The 5th International Conference on Humanities, Education, Law, and Social Science (ICHELSS).

Mendukung pernyataan tersebut, Dekan Fisipol Unesa, Wiwik Sri Utami, menambahkan bahwa HISPISI berkomitmen memperkuat kolaborasi antar fakultas sosial di seluruh LPTK eks-IKIP. Melalui ICHELSS, pihaknya mendorong pertukaran dosen, student mobility, dan kolaborasi riset internasional.

Konferensi ini turut diramaikan oleh sejumlah pakar internasional, di antaranya Warsono (Unesa), Asmady Idris (University Malaysia Sabah), Darmawansah (Providence University, Taiwan), Tufan Kutay Boran (Social Sciences University of Ankara, Turki), dan Carmela S. Dizon (Angeles University Foundation, Filipina).

Selain sesi diskusi ilmiah, kegiatan dilanjutkan dengan pemaparan program kerja, pembahasan kolaborasi tridharma perguruan tinggi, akreditasi, quality assurance, serta pengelolaan jurnal ilmiah. Tercatat 65 abstrak artikel disubmit dan dipresentasikan dalam forum tersebut sebagai bagian dari komitmen bersama memperkuat posisi ilmu sosial-humaniora di era transformasi digital.(JM02)