Surabaya, JATIMMEDIA.COM – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memberi apresiasi Muslimat NU Surabaya yang telah membangun kolaborasi dengan Common Seas Indonesia dalam mengatasi sampah popok di Sungai Brantas, dengan memperkenalkan popok yang dapat digunakan kembali.
Diyakini, popok pakai ulang ini mampu mereduksi jumlah sampah popok yang selama ini mencemari Sungai Brantas.
Common Seas sendiri adalah sebuah organisasi nirlaba asal Bristol, Inggris, yang bekerja untuk mengurangi sampah plastik atau polusi sampah plastik di kawasan perairan dunia
“Akibat sampah popok bayi, air sungai Brantas semakin keruh dan saat musim kemarau terkadang berbau tidak sedap. Hal ini sangat disayangkan terlebih air Sungai Brantas merupakan bahan baku PDAM yang menyalurkan air bagi warga di Surabaya, Gresik dan Sidoarjo,” ungkap Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Senin (21/9/2020).
Khofifah juga mengatakan, sedikitnya terdapat 16 juta jiwa atau sekitar 43% warga Jatim yang bermukim disepanjang aliran Sungai Brantas. Tercatat ada 808.382 bayi yang berusia 0-4 tahun ada di 15 kabupaten/kota yang dilewati Brantas. Sehingga diperkirakan ada sekitar 3,2 juta popok sekali pakai dikonsumsi setiap harinya dan sebagian besar berpotensi dibuang ke Sungai Brantas.
“Ini menjadi persoalan serius karena sampah popok mencemari baku air minum karena mengandung bakteri e-coli. Belum lagi, bahan baku popok yang terbuat dari plastik yang sulit diuraikan,” tuturnya.
Khofifah menyebutkan, jika popok pakai ulang hasil kerjasama Muslimat NU dan Common Seas ini berbahan kain namun memiliki harga yang terjangkau dan memenuhi kebutuhan akan prinsip kepraktisan.
Popok ini diproduksi oleh ibu-ibu Muslimat NU yang memiliki keterampilan menjahit. Harapannya, dengan penggunaan popok pakai ulang ini mampu mereduksi dan menekan laju sampah popok sekali pakai di Sungai Brantas.
“Ada 3 Kecamatan yang menjadi pilot project penggunaan popok ini. Semoga dalam kurun waktu dua tahun ke depan, program ini mampu mengurangi 1.350.500 popok sekali pakai yang mencemari lingkungan kita. Dan ibu-ibu akan mampu menghemat pengeluarannya minimal Rp 5.840.000,- dari kebiasaan untuk membeli popok sekali pakai,” terang Khofifah.
Khofifah juga berharap produk popok ini bisa diterima dengan baik oleh pasar. Kedepan, Muslimat NU akan menambah besaran kapasitas produksi dan berinovasi dengan menambah varian produk sehingga memberi kemanfaatan ekonomi bagi masyarakat.
“Kehadiran produk ini diharapkan mampu menggerakkan ekonomi masyarakat. Terlebih tenaga produksinya adalah ibu-ibu,” pungkasnya. (JM01)