Surabaya, JATIMMEDIA.COM – Sejak ditunjuk sebagai salah satu lembaga yang menangani wabah covid 19, Universitas Airlangga (Unair) membentuk Tim Satgas Pencegahan Corona, dan melakukan berbagai upaya dengan cepat dan responsif dengan sejumlah aktivitas, termasuk diantaranya adalah penelitian, tes laboratorium, dan pelayanan kesehatan.
Seperti disampaikan Rektor Unair, Prof. Dr. Moh. Nasih SE., MT., Ak., CMA, Pusat Riset Rekayasa Molekul Hayati Unair kini tengah mengembangkan 3 program. Di antaranya yaitu pengembangan kit deteksi covid 19 portabel berbasis biosensor RNA.
“Alat pendeteksi ini sedang dalam proses perkembangan. Harapannya, dalam waktu dua bulan kit deketsi covid 19 portabel berbasis biosensor RNA ini bisa dioperasikan. Kit ini akan memeriksa dengan relativ lebih cepat dan tepat melalui swab,” terangnya, Rabu (1/4/2020).
Selain itu, pengembangan vaksin berbasis protein rekombinan untuk covid 19 juga dilakukan, dimana pengembangan ini sedang dalam proses dari beberapa aktivitas yang sudah dijalankan. Jika proses pembuatan vaksin ini berjalan dengan lancar maka dapat diperoleh dalam 1 tahun.
Sementara program ketiga, adalah sintesis kandidat obat anti covid 19 dan analisis binding energy dengan metode molecular docking.
Namun demikian, untuk mengeluarkan produk yang teruji secara ilmiah, peneliti Unair terlebih dahulu akan melakukan publikasi scopus jurnal internasional. Tujuannya agar para peneliti bisa berdiskusi bersama dengan peneliti lain terkait penelitian covid 19 tersebut.
“Selain kami tidak ingin mengeluarkan produk yg tidak teruji secara ilmiah, peneliti Unair juga harus menaati SOP dan protokoler penelitian untuk mengeluarkan produk atau obat dari Unair. Mudah2an uji klinik bisa dilakukan 1-2 bulan kedepan. Ini adalah bakal calon sintesis,” tambah Prof. NAsih.
Sementara itu, Direktur RSUA Prof. Dr. Nasronuddin, dr., Sp.PD.,KPTI-FINASIM menjelaskan bahwa RSUA memiliki target yaitu zero kematian pasien akibat covid, dan zero transmisi kepada tenaga medis dan keluarga, serta zero diskriminasi terhadap jenazah.
“Untuk menekan angka kematian akibat covid, RSUA kini tengah mengembangkan fasilitasnya, dengan memperbaiki APD, ICU syang semula 4 kini dinaikkan kapasitasnya menjadi menjadi 24, ruangan observasi atau HCU yang semula 16 menjadi 134 dan 3 kamar operasi yang sedang dipersiapkan,” tambahnya, sambil menjelaskan bahwa hal ini selaras dengan anjuran pemerintah yaitu memperbanyak fasilitas termasuk meningkatkan jumlah respirator dan ruang perawatan.
Sejauh ini APD yang tersedia di RSUA tidak pernah kurang. Hal itu berkat bantuan yang terus menrus mengalir dari masyarakat, pemerintah dan semua pihak. Untuk kebutuhan RSUA tenaga medis RSUA tiap harinya membutuhkan baju astronot 90-100 pcs, dan masker bedah 300 per hari dan masker n95 sebanyak 500 pcs setiap harinya. (JM01)