Spin Off UUS Bank Jatim Sulit Dilakukan Dalam Waktu Dekat

0
287
Pgs Direktur Utama Bank Jatim, Ferdian Timur Satyagraha

Surabaya, JATIMMEDIA.COM – Meski sudah direncanakan sejak tahun 2014 lalu, namun hingga kini, rencana PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) untuk melakukan spin-off atau pemisahan Unit Usaha Syariah (UUS) menjadi Bank Umum Syariah (BUS), sepertinya masih jalan ditempat.

Pgs Direktur Utama Bank Jatim, Ferdian Timur Satyagraha mengatakan, masih ada banyak kendala untuk merealisasikan rencana tersebut. Diantaranya mengenai aset, penyertaan modal dan juga laba dari UUS yang dinilai masih jauh dari standar yang ditentukan.

“Ada dua system untuk bisa menjadikan UUS menjadi BUS, dianataranya adalah penyertaan modal sebesar Rp 1 trilyun (disyaratkan oleh Otoritas Jasa Keuangan – OJK), atau yang kedua adalah bila kontribusi asset UUS telah mencapai paling sedikit 50% dari total aset bank Induk,” terangnya pada jatimmedia.com, Rabu (12/2/2020).

Saat ini aset UUS Bank Jatim baru mencapai Rp 2,8 triliun dari total aset Bank Jatim yang mencapai Rp 68,7 triliun. Artinya kalau dari aturan 50% dari total asset bank induk, maka peluang spin off  sulit dilakukan.

“Sementara kalau kita memakai aturan penyertaan modal sebesar Rp 1 trilyun, disini Pemprov Jatim menyetorkan Rp 525 miliar dan sisanya dari internal Bank Jatim. Nah tahun ini Pemprov masih fokus ke bidang pendidikan, jadi ya kita harus bersabar dulu,” tambah Ferdian.

Ferdian juga menambahkan, bahwa Pemerintah Provinsi Jawa Timur sebagai pemilik saham terbesar di Bank Jatim, menginginkan UUS bisa menjadi BUS setelah asetnya meningkat. Hal ini bisa dilakukan dengan penguatan business model yang berbasis teknologi, serta upaya refocusing pada segmen yang menjadi unggulan bank.

“Kalau saat ini asset UUS kami Rp 2,8 trilyun, maka tahun depan diharapkan bisa mencapai Rp 4 triliun, dan tahun depan lagi bisa Rp 5 triliun hingga Rp 6 triliun. Dengan demikian target paling lama untuk spin-off di tahun 2023 semoga bisa dilakukan,” terang Ferdian.

Karena itu, masih menurut Ferdian, pihaknya akan terus melakukan inovasi dan peningkatan agar dari sisi kecukupan modal dan lainnya bisa terpenuhi. Salah satunya misalnya selama ini fokus pembiayaan UUS lebih banyak ke perumahan syariah dan ritel. Kedepannya akan semakin dikembangkan pada pembiayaan ke lembaga-lembaga pendidikan Islam dan pesantren.

“Masih cukup waktu untuk menggenjot kinerja agar  laba juga bisa meningkat. Dan kami yakin tahun-tahun berikutnya akan semakin meningkat,” pungkasnya. (JM01)