Bank Indonesia Terus Dorong Inklusi Keuangan untuk dorong PEN

0
37
Bank Indonesia Terus Dorong Inklusi Keuangan untuk dorong PEN
Bank Indonesia Terus Dorong Inklusi Keuangan untuk dorong PEN (foto istimewa)

Surabaya, JATIMMEDIA.COM – Guna mendorong Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) setelah cukup lama mengalami tekanan akibat pandemi COVID-19, Bank Indonesia (BI) terus mendorong inklusi keuangan sebagai bagian dari kebijakan makroprudensial.

Berbagai langkah kebijakan dilakukan BI untuk kembali menumbuhkan perekonomian nasional, termasuk salah satunya yang mendapat perhatian lebih adalah sektor UMKM.

Diakui atau tidak, masih bertumbuhnya perekonomian nasional Indonesia dan bahkan menjadi salah satu yang terbaik di ASEAN pasca pandemi, adalah karena dukungan sektor UMKM di Indonesia.

Dan ini sejalan dengan apa yang disampiakan dalam pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2021 tanggal 24 November 2021 lalu, arah bauran kebijakan Bank Indonesia juga akan terus memperkuat kebijakan makroprudensial akomodatif tahun 2022 untuk meningkatkan kredit/pembiayaan perbankan kepada dunia usaha guna mendukung PEN dengan tetap turut menjaga stabilitas sistem keuangan.

BI juga akan memberikan insentif bagi bank-bank yang menyalurkan kredit/pembiayaan kepada sektor prioritas dan pembiayaan inklusif. Termasuk juga melanjutkan akselerasi digitalisasi sistem pembayaran untuk mendorong pemulihan ekonomi serta ekonomi dan keuangan yang inklusif dan efisien.

Baca juga : BI Jatim Dukung Pengembangan Ekonomi Pesantren Lewat Pesantren Digipreneur

Dan peran digitalisasi keuangan jelas memegang peranan penting dalam mensukseskan inklusi keuangan, yang meski belum besar, tetapi sudah mulai menunjukkan kenaikan yang signifikan.

Dari data Bank Indonesia, tercatat vahwa transaksi ekonomi dan keuangan digital berkembang pesat seiring meningkatnya akseptasi dan preferensi masyarakat dalam berbelanja daring, perluasan dan kemudahan sistem pembayaran digital, serta akselerasi digital banking.

Pada Januari 2022, nilai transaksi uang elektronik (UE) tumbuh 66,65% (yoy) mencapai Rp 34,6 triliun dan nilai transaksi digital banking meningkat 62,82% (yoy) menjadi Rp 4.314,3 triliun.

Sementara nilai transaksi pembayaran menggunakan kartu ATM, kartu debet, dan kartu kredit juga mengalami pertumbuhan 14,39% (yoy) menjadi Rp 711,2 triliun. Termasuk transaksi melalui QRIS juga mengalami peningkatan baik nominal maupun volume, masing-masing meningkat sebesar 290% (yoy) dan 326% (yoy).

Baca juga : Gelaran Life with BSI Expo di Surabaya Targetkan Transaksi Rp 100…

Komitmen ini juga dilakukan Kantor Perwakilan (KPw) BI Provinsi Jatim dengan menggelar berbagai kegiatan yang mendukung inklusi keuangan, dimana seperti disampaikan Kepala KPw BI Jatim, Budi Hanoto yang menjelaskan mengenai langkah strategis untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif, terkoneksi, dan berkelanjutan melalui pemaksimalan implementasi inklusi keuangan digital.

“Pemaksimalan implementasi inklusi keuangan digital ini dilakukan dengan beberapa cara, seperti membentuk ekosistem keuangan digital yang inklusif dan berkelanjutan; mendorong model bisnis UMKM yang telah mengadopsi digitalisasi dari hulu ke hilir secara end-to-end untuk direplikasi dan diperluas, men-support pengembangan infrastruktur sistem pembayaran, serta melakukan edukasi dan kampanye dalam rangka perluasan inklusi keuangan digita,” ujarnya beberapa waktu lalu.

Langkah Bank Indoneisa Jawa Timur ini juga mendapat respon positif dari Pemerintahan Provinsi Jawa Timur melalui berbagai kebijakan, yang salah satunya melalui perluasan akses pembiayaan bagi UMKM di Jawa Timur melalui sinergi pembiayaan pelaku usaha.

Baca juga : Bank Jatim Sukses Raih Penghargaan Bank Terbaik 2022

“Ini dilakukan melalui Kredit Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) di Bank Himbara dan Bank Jatim, Kredit Program Dagulir Pemprov Jatim berupa pemberian bunga kompetitif, serta subsidi Bunga melalui program KUR Pusat dan KUR Daerah yang diberikan oleh Pemerintah Kabupaten/ Kota di Jawa Timur,” terang Pj. Sekda Provinsi Jatim, Dr. Ir. Wahid Wahyudi, M.T.

Dengan berbagai langkak kebijakan yang dilakukan BI dan Pemprov Jatim ini, Budi meyakini bahwa program Inklusi Keuangan untuk dorong PEN akan dapat semakin berkembang cepat kedepannya. (JM01)