
“Misalnya mengenai bagaimana cara menggunakannya, memanfaatkannya. Selain itu ketika membutuhkan layanan kesehatan di rumah sakit, apa yang harus dilakukan, apa saja yang dijamin, kemudian bagaimana negara hadir mengakomodir kebutuhan terhadap pelayanan kesehatan, masyarakat perlu mengetahui mengenai hal ini,” ungkap Hernina.
Modul P5 ini, lanjut Hernina, akan dikemas sedemikian rupa oleh sekolah-sekolah terpilih dari Kementerian Pendidikan dan kebudayaan dan Kemenag dalam fase E dengan total 132 jam pelajaran (JP) dengan topik Jaminan Sosial untuk Masa Depan yang Lebih Cerah. Peserta didik diharapkan melalui pembelajaran jaminan sosial ini bisa saling berbagi, minimal ke entitas terkecil yang paling dekat dengan lingkungannya yaitu keluarganya mengenai informasi program jaminan sosial terutama Jaminan Kesehatan Nasional.
“Target program ini adalah kurikulum merdeka belajar yang diselenggarakan di level SMA dan SMK terutama di kelas 10. Wakil Kepala Sekolah bidang kurikulum/akademik dan Guru Penggerak menjadi peserta dalam sosialisasi kali ini,” tegas Hernina.
Nanti, lanjut Hernina, bisa ada penyesuaian implementasinya di lapangan, dimana bisa saja dikemas berbeda disetiap sekolah. Tergantung bagaimana cara mereka mengemas kegiatan, terutama yang sifatnya praktikum. Apalagi sasarannya pelajar yang notabene Gen Z. Tentu variasi kegiatan nya dapat dibuat sekreatif dan semenarik mungkin.
BACA JUGA : Begini Gaya Angkringan Bintoro di Grand Swiss-Belhotel Darmo
Ditemui pada kegiatan yang sama, Guru Ketrampilan dari Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Bangkalan Nurul Niza mengungkapkan, pada dasarnya kebanyakan siswa belum memahami manfaat Program JKN untuk perlindungan keluarga dan anak pada khususnya. Sosialisasi modul penguatan pelajar Pancasila ini sendiri sangat bermanfaat karena terkait dengan jaminan sosial untuk perlindungan sosial.
“Dari kegiatan ini memang kita harapkan untuk generasi sekarang bisa mengikuti jaminan sosial di masa depan. Selain itu harapan kedepannya juga anak Indonesia usia sekarang yaitu para pelajar sudah memiliki pemahaman bahwa Program JKN adalah suatu kebutuhan, kegiatan ini bagus sekali karena masuk menjadi kurikulum kegiatan belajar akan lebih efektif,” pungkas Nurul. (JM01)














