Jakarta, JATIMMEDIA.COM – Crown Group, salah satu perusahaan pengembang hunian swasta terbesar di Sydney, Australia, ternyata sudah menyelesaikan 22 proyek hunian di kota Sydney. Dimulai dengan sebuah hunian vertikal di kawasan Bondi Junction hingga terakhir Waterfall by Crown Group yang sudah dalam tahap penyelesain akhir.
Dan saat ini masih ada 2 proyek hunian yang sedang dalam proses pembangunan yaitu Mastery by Crown Group dan Eastlakes Live by Crown Group, serta ditambah 3 proyek lagi yang masih dalam tahap perencanaan yaitu Melbourne, Brisbane dan Los Angeles.
Lebih dari itu, Crown Group juga sudah mendapatkan 35 penghargaan berskala nasional dan internasional, dari proyek-proyek hunian yang dibangun Crown Group. Bahkan Crown Group juga mengalami pertumbuhan “Quantum Leap” dalam 5 tahun terkahir dengan nilai proyek yang telah diselesaikan mencapai Rp 18 Triliun.
“Semua ini seperti mimpi. Apabila kita mengingat ketika pertama kali kami (Iwan Sunito & Paul Sathio) mendirikan Crown Group tahun 1996” ujar Iwan Sunito, CEO dan Founder Crown Group.

Lebih jauh, ketika ditanya apa yang membedakan Crown Group dengan perusahaan pengembang yang lain di Australia, Iwan Sunito secara gamblang menjawab “We’re not simply building property, but building a legacy”
“Kualitas pengerjaan dan fasilitas resor bintang lima adalah sebuah keniscayaan. Sebuah terobosan yang sejak awal kami tawarkan di industri hunian vertikal di Australia. Selain itu, desain hunian yang cantik dan artistik adalah sesuatu yang membedakan kami dengan yang lain,” terang Sunito.
Karena itulah, lanjut Sunito, pihaknya sangat konsisten bekerja sama dengan arsitek-arsitek terbaik di Australia dan Dunia.
Sebagai contoh Koichi Takada, arsitek pemenang penghargaan yang telah mendesain 3 proyek hunian vertikal kami, Skye by Crown Group, Arc by Crown Group dan Infinity by Crown Group. Kemudian SJB architects yang mendesain Waterfall by Crown Group dan Allen Jack + Cotier yang merancang V by Crown Group. Dan tentu saja Kengo Kuma, sang Dewa Arsitek dari Jepang yang mendesain Proyek terbaru kami, Mastery by Crown Group”
“Dan semua proyek tersebut berhasil menggondol penghargaan bergengsi,” tegasnya.
Bagi Iwan, desain hunian harus mencerminkan mahakarya seni dengan garis modern, yang akan membuat setiap penghuninya bangga akan tempat tinggal mereka. Dan ini merupakan pengejahwantaan dari idealisme Crown Group.
”Itulah sebabnya mengapa banyak yang mempertanyakan mengapa harga kami sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan kompetitor? karena pada dasarnya karya seni tidak bisa dinilai oleh uang,” jelas Iwan Sunito.
Bukan hanya desain yang modern, lanjut Iwan, tapi juga pengaplikasian teknologi tinggi seperti sistem otomatisasi hunian juga menjadi poin penting bagi Crown Group. Dan terbukti, semua konsistensi tersebut terbayarkan dengan semakin dikenalnya Crown Group sebagai perusahaan pengembang global yang berbasis di Sydney, Australia.
“Tentu ini sebuah pencapain yang tidak mudah, terutama bagi kami yang dilahirkan di Surabaya dan Bali untuk bisa berkompetisi di negeri orang,” terang Sunito, sambil menjelaskan bahwa target di masa depan tidak berubah, yaitu bagaimana bisa bertransformasi dari Development-centric Company menjadi Development and Recurring-income company, serta membawa Crown Group menjadi perusahaan terbuka dalam waktu yang tidak lama lagi.
Sementara Paul Sathio yang juga merupakan founder dan CEO Crown Group menyetujui semua yang disampaikan Iwan sunito dan menambahkan satu kalimat singkat yang cukup bermakna, “Finally we’re realized that we’re no longer a small company.
Crown group saat ini sedang dalam proses pembangunan proyek hunian Mastery by Crown Group di Waterloo yang merupakan proyek hunian dengan 5 menara yang dirancang oleh 3 orang arsitek yang berbeda dan Eastlakes Live di Eastlakes. proyek hunian terbesar dan termahal dalam sejarah Crown Group. Waterfall by Crown Group akan mulai melakukan serah terima pada awal tahun 2020. (JM02)