
Meskipun menghadapi tantangan baik eksternal maupun internal, kinerja Bank Jatim per September 2025 nyatanya mampu mencatatkan performa yang solid secara konsolidasi (termasuk kinerja anggota KUB).
Sebagai hasilnya, aset Bank Jatim melonjak menjadi Rp 125,1 triliun atau tumbuh 17,3% secara Year-on-Year (YoY). Kenaikan aset ini mayoritas disumbang oleh pertumbuhan aset produktif, seperti Penyaluran Kredit mencapai Rp 80,2 triliun atau meningkat 29% YoY. Dana Pihak Ketiga (DPK) Tumbuh 13,5% YoY menjadi Rp 99,3 triliun.
Atas pengelolaan aset yang baik tersebut, Bank Jatim berhasil membukukan Pendapatan Bunga Bersih sebesar Rp 5,10 triliun, meningkat 29,25% YoY. Tidak hanya itu, laba bersih konsolidasi di triwulan III ini mencatatkan angka Rp 1,14 triliun, tumbuh sebesar 23,5% YoY.
Namun demikian, Direktur Utama Winardi Legowo menekankan bahwa fokus tetap pada kualitas di tengah dinamika ekonomi.
“Di tengah tantangan ekonomi dan dinamika dunia usaha, Bank Jatim melihat bahwa pertumbuhan ekonomi mampu tumbuh seiring masih terdapat permintaan kredit. Namun, dengan mencermati kondisi yang ada, Bank Jatim kini memang lebih fokus pada kualitas penyaluran kredit dan keberlanjutan dari perseroan,” ungkap Winardi.
Untuk mendukung kinerja positif dan mengantisipasi dinamika pasar, Bank Jatim mengandalkan kekuatan jaringan konvensional yang didukung oleh konektivitas digital. Brand digital utama Bank Jatim, JCONNECT, sukses mencatat peningkatan baik dari sisi pengguna maupun utilitas transaksi.
”Untuk mengantisipasi dinamika serta dalam upaya mendukung ekspansi bisnis dan memperkuat struktur pendanaan serta likuiditas, Bank Jatim di awal September 2025 juga telah menerbitkan Obligasi Berkelanjutan Tahap 1 sebesar Rp 2 Triliun yang terbagi dalam 2 tenor yaitu tenor 3 tahun dengan Coupoun Yield 6,4% dan tenor 5 Tahun dengan Coupoun Yield 6,7%. Penerbitan Obligasi ini mendapat respond yang cukup baik, oversubscribe sebanyak 1,15x,” tutup Winardi. (JM02)
            
		













