Surabaya, JATIMMEDIA.COM – Pemerintah secara resmi telah menunjuk Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA) sebagai salah satu tempat pengujian tes corona. Untuk itu, segala persiapan telah dilakukan RSUA. Salah satunya dengan menyediakan Poli Khusus untuk pasien melakukan tes corona.
Meski penujukkan tes corona di RSUA oleh pemerintah resmi berlaku pada hari ini (16/3/2020), namun faktanya, RS Unair sudah melakukan tes corona pada pekan lalu.
Untuk itu, sebagai upaya memberikan keterbukaan informasi pada publik terkait perkembangan pemeriksaan tes corona,
Direktur RS Unair Prof. Dr. Nasronudin, dr., Sp.PD, K-PTI, FINASIM., didampingi Ketua Satgas Corona RSUA Prastuti Asta Wulaningrum dr., Sp.P., dan Jubir Satgas Corona Alfian Nur Rosyid dr., Sp.P, FAPSR., menyampaikan ucapan terima kasihnya pada masyarakat yang cukup tinggi animonya dalam melakukan tes corona di Poli Khusus RSUA.
“Sampai saat ini, jumlah pasien yang melakukan pemeriksakan diri di RS Unair sudah lebih dari 500 pasien. Dengan rata-rata per hari lebih dari 100 pasien yang melakukan tes di Poli Khusus RSUA,” terang dr. Prastuti, Senin (16/3/2020).
Dari sekian pasien yang melakukan tes, masih menurut dr. Prastuti, akan dibagi dalam 3 dikategori, yaitu orang-orang sehat tanpa gejala, Orang Dalam Pemantauan (ODP), dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP).
“Tercatat hingga saat ini ada 9 pasien yang melakukan rawat inap, dengan rincian PDP 3 orang dan ODP ada 6 orang. Dan sebagian besar dari pasien yang melakukan tes corona di RS Unair bisa melakukan rawat jalan,” jelas dr. Prastuti.
Sementara itu, Direktur RS Unair Prof. Nasronudin menambahkan, sebagai salah satu RS yang ditunjuk oleh pemerintah dari sekian ratus RS rujukan yang mewakili PTN, pihaknya berusaha memberikan layanan yang terbaik. Namun, jika ada beberapa hal yang kurang memuaskan, pihaknya berharap agar masyarakat bisa menerima. Mengingat situasi ini merupakan kondisi yang tidak lazim.
“Semenjak dibuka lima hari yang lalu sudah ada 500 lebih pasien yang melakukan tes. Dan mulai hari ini, kami batasi jumlahnya menjadi 100 pasien per hari,” tambahnya.
Hal ini harus dilakukan, menurut Nasron, selain untuk mengoptimalkan layanan karena keterbatasan SDM, juga untuk meminimalisir terjadinya interaksi antar pasien yang melakukan tes corona di Poli Khusus RSUA.
“Mengingat tenaga terbatas dan peminat banyak, maka kami usul ke Dinkes untuk membuat Satgas Gabungan dari berbagai RS di Surabaya. Hal tersebut untuk saling menguatkan dalam memberikan kelayakan pemeriksaan,” jelas Prof. Nasron, sambil berharap wabah ini bisa segera berakhir. (JM01)