Surabaya, JATIMMEDIA.COM – Sebuah tren akan selalu memiliki masanya sendiri, begitu juga dengan tren di industri estetik. Tren yang terjadi beberapa tahun ke belakang, banyak diwarnai keinginan konsumen yang ingin hasil perawatan yang instan, seperti bentuk wajah Vshape, anti-aging, beauty transformation, hingga tahun lalu muncul istilah sosial beauty, dimana kecantikan seseorang memiliki dampak pada kehidupan sosialnya.
Dr. Lanny Juniarti Dipl. AAAM, Founder dan President Director MIRACLE Aesthetic Clinic Group menerangkan, di era sosial beauty sekarang, orang cenderung akan selalu menilai penampilan atau kecantikan kita, sehingga kita akan berusaha tampil dengan sebaik mungkin, sampai merasa memiliki tampilan ”perfect look”.
“Salah satu wadah untuk menunjukkan penampilan terbaik adalah di sosial media. Memang tidak bisa dipungkiri, pada zaman internet ini sosial media memiliki peran yang sangat masif di berbagai bidang, termasuk juga memberikan dampak terhadap di Industri estetika,” terangnya di Surabaya.
Dalam hal perawatan kecantikan di 5 tahun terakhir, menurut Lanny, banyak terjadi fenomena yang disebut dengan “overdone treatment”. lni merupakan hasil perawatan kecantikan yang beriebihan sehingga tampilannya terlihat tidak natural.
“Banyak contoh darl haslI overdone treatment seperti trout pout lips yaitu bibir yang terlalu tebal, pipi yang tampak sangat tembam layaknya pillowface, alis yang ter|alu tinggi hingga terkesan ”judes”, atau rahang yang terlalu V-shape membuat tampilan wajah jadi tidak proporsional,” tambah Lanny.
Saat ini, lanjut Lanny, orang-orang sudah jenuh dengan tampllan yang berlebihan. Bahkan jJika dilihat trend make up juga mulai bergeser, masyarakat sekarang suka dengan polesan yang ringan, tidak terlalu heavy atau cakey sehingga memberikan kesan menawan namun tetap tampak natural. Maka dari itu muncul juga tren no make up makeup look, flawless make up, dan effortless make up.
Industri estetika, masih menurut Lanny, juga mengikuti bergesernya tren masyarakat yang ingin tampilan natural. Dan era baru dari Beauty Movement ini dipopulerkan dengan istilah “Tweakments”. Tren ini karena sekaarang masyarakat mulai sadar bahwa seorang individu memiliki karakteristik kecantikannya masing-masing, sampai pada akhirnya muncul tuntutan yaitu tampilan yang tampak natural dan memesona sesuai dengan karakteristik personality-nya.
“Namun yang disebut natural itu bukan berarti tidak melakukan perawatan, akan tetapi perawatan estetika yang dilakukan mampu menghasilkan tampilan yang tampak natural dan tidak berlebihan,” lanjutnya.
Munculnya istilah ‘tweakments’ merupakan suatu respon dari pelaku industri terhadap tuntutan masyarakat yang ingin terlihat natural. Dan ini menrupkan anti klimaks dari kehebohan perawatan kecantikan yang dianggap berlebihan dan merubah wajah seseorang secara dramatis dan total.
“Tweakments merupakan perawatan estetika minimal-invasive yang dapat meremajakan kulit, mengatasi garis juga kerutan, mengencangkan kulit, mengatasi pigmentasi, pembentukan wajah dengan mengembalikan volume wajah dan menyesuaikan kembali proporsi dari setiap bagian wajah,” lanjut dr. Lanny.
Perawatan yang termasuk dalam tweakments adalah perawatan injectables seperti Botox, derma/filler, threadlift, skinbooster dikombinasikan dengan perawatan berteknologi canggih layaknya Ultherapy, juga berbagai macam laser, dan tak ketinggalan juga perawatan seperti facial, maupun peeling.
“Dengan porsi tweakments yang tepat, seseorang dapat memiliki hasil tampilan yang tampak natural dan juga tidak berlebihan,” tambahnya.
Sejalan dengan tren juga munculnya tweakments, Miracle dengan metode pembentukan wajahnya yaitu erade FaciaI Architecture dapat menjadi solusi dari kebutuhan tampilan natural dari konsumen.
Miracle Facial Architecture mengitegrasikan fasilitas perawatan yang telah dimilikl Miracle, baik menggunakan perawatan berbasis teknologi canggih maupun perawatan injectab/es, layaknya tweakments.
“Miracle Facial Architecture ini dilakukan secara holistik, yang mana tidak hanya asal melakukan perawatan, tetapi dimulai dari facial assessment (analisa dokter) untuk mengetahui problem yang dialami pasien, sehingga dapat menentukan perawatan apa yang sebenarnya dibutuhkan dari setiap pelanggan. Setelah itu baru dilanjutkan dengan merancang blueprint, yaitu menentukan titik-titik mana yang menjadi target perawatan pembentukan wajah.
”Kami percaya metode Miracle Facial Architecture mampu memberikan hasil perawatan yang aman, konsisten, tahan lama, serta tidak akan membuat wajah terlihat overdone. Sehingga, setiap .Individu dapat tampil dengan versi terbaiknya tanpa menjadi seperti orang Iain,” pungkas dr. Lanny. (JM01)