
Surabaya, JATIMMEDIA.COM – Bank Indonesia menggelar kegiatana akhir, sebagai bagian dari rangkaian kegiatan sosialisasi dan implementasi QRIS yang selama sepekan telah dilakukan untuk mendorong merchant on boarding dalam implementasi QRIS, yang mencakup 7 segmen merchant, seperti; pelaku usaha wanita, pengelola rumah ibadah, millennial, transaksi pemerintah daerah, pasar tradisional, pasar modern dan pelaku usaha syariah.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur, Difi Ahmad Johansyah mengatakan, respon masyarakat sangat baik dengan adanya QRIS. Sejak QRIS diluncurkan, terdapat 29 PJSP penyelenggara QRIS yang memperoleh persetujuan Bank Indonesia, yang terdiri dari 20 PJSP Bank dan 9 PJSP non Bank.
“Tercatat 2,8 juta merchant di seluruh Indonesia, 344.377 merchant di wilayah Jawa Timur, serta 121.789 merchant di Surabaya yang bergabung.Ini berarti terjadi peningkatan implementasi QRIS sebanyak 19.883 merchant di Jawa Timur, sejak dilakukan kegiatan pekan QRIS pada tanggal 9-15 Maret 2020,” terang Difi, Minggu (15/3/2020).

Difi juga menjelaskan bahwa untuk merchant yang masih memiliki EDC (electronic data capture), per tanggal 1 Januari 2020, seluruhnya harus beralih ke QRIS. Termasukjuga beberapa PJSP yang masih menggunakan logo yang lama, juga harus beralih ke QRIS dan menggunakan logo warna merah putih.
“Untuk merchant yang masih menggunakan QR Code yang lama nantinya akan tidak berlaku dan di non aktif kan oleh Bank Indonesia, dan harus berganti menjadi QRIS dengan menghubungi PJSP masing-masing,” tambahnya.
Disisi lain, Anggota Komisi XI DPR RI, Indah Kurnia dalam sambutannya menyampaikan bahwa implementasi QRIS ini merupakan hasil dari rapat kerja yang dilakukan antara DPR RI khususnya Komisi XI dengan Bank Indonesia, sebagau upaya untuk selalu meningkatkan inovasi dari sisi Sistem Pembayaran di Indonesia tanpa meninggalkan kedaulatan RI dan menjaga stabilitas sistem keuangan Indonesia.
“Melihat hasil capaian pekan QRIS ini, boleh dibilang sangat luar biasa. Hal ini tercermin dari respon masyarakat terutama merchant yang juga “quick response” dalam memperbaharui QR Code yang dimiliki menjadi QRIS,” terangnya.
Indah juga menambahkan, pekan QRIS yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia juga mendorong optimisme dan semangat masyarakat ditengah perekonomian yang diselimuti ketidakpastian perekonomian dunia serta adanya kondisi VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, dan Ambiguity).
“Kami berharap transaksi QRIS ini dapat mendorong merchant dan PJSP dalam mendukung kelancaran sistem pembayaran di Indonesia,” imbuh Indah.
Sosialisasi dan penetrasi penggunaan QRIS, masih menurut Difi, akan terus dilakukan oleh Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur, utamanya pada daerah-daerah plosok, dan akan dilakukan dengan cara-cara sederhana seperti menggunakan HP, menggunakan perangkat internet, hingga masyarakat di pelosok tersebut dapat familiar dengan adanya dunia digital.
Disisi lain, Imam Subarkah selaku Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur menyampaikan, dalam implementasi QRIS, apabila merchant memiliki cabang lebih dari 1, maka akan menggunakan QRIS yang berbeda namun dapat dimungkinkan memiliki 1 rekening yang sama.
“Hal ini tentunya akan mempermudah merchant dalam melakukan klasifikasi data transaksi yang lebih precise dari masing-masing cabang,” jelasnya, sambil menambahkan bahwa secara nasional pun, data merchant dikelola oleh Bank Indonesia yang ini dilakukan oleh PT.PTEN (Penyelesaian Transaksi Elektronik Nasional). (JM01)