Surabaya,JATIMMEDIA.COM – Indonesia telah mampu menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang resilien di tengah berbagai tantangan global. Dalam kurun waktu 3 tahun terakhir, Indonesia konsisten mencatat angka pertumbuhan ekonomi diatas 5%, serta inflasi yang rendah dan stabil di kisaran 3,5% ±1% serta nilai tukar yang terkendali.
Hal ini dikemukakan Donny Hutabarat, Kepala Departemen Pengembangan Pasar Keuangan dalam kegiatan Sosialisasi Pendalaman Pasar Keuangan di Surabaya, Rabu (11/3/2020).
Donny juga menyampaikan bahwa kondisi Indonesia saat ini semakin meningkatkan kepercayaan investor luar negeri untuk berinvestasi di pasar keuangan Indonesia.
“Sampai dengan Februari 2020, tercatat lebih dari 37% obligasi pemerintah Indonesia dimiliki oleh investor luar negeri. Namun demikian, untuk tetap menjaga stabilitas sistem keuangan, proporsi investor luar negeri tersebut perlu diimbangi dengan peningkatan basis investor domestik,” tambahnya.
Pengembangan basis investor domestik sekaligus pengkayaan instrumen pasar keuangan, lanjut Donny, telah menjadi salah satu prioritas bersama dalam Strategi Nasional Pengembangan Pasar Keuangan (SN-PPPK) yang merupakan sinergi bersama antara BI, OJK dan Kementerian Keuangan.
“Sejumlah sosialisasi dan capacity bulding dilakukan secara reguler oleh ketiga lembaga, mencakup sejumlah topik mulai dari fitur dan karakteristik instrumen pasar keuangan yang tersedia hingga outlook pasar keuangan dan ekonomi domestik,” tambah Donny.
Upaya tersebut, lanjutnya, merupakan langkah nyata untuk meningkatkan pemahaman yang komprehensif bagi para potensial issuer dan investor.
“Setelah sebelumnya sosialisasi berfokus kepada potensial issuer untuk menambah ketersediaan instrumen pasar keuangan, maka kini sosialisasi difokuskan pada potensial investor,” lanjutnya.
Sosialisasi Instrumen Pasar Keuangan yang dilakukan di Surabaya kali ini, dikemas dengan menghadirkan regulator dan pelaku pasar dalam satu panggung. Dari sisi regulator, Bank Indonesia dan OJK siap menyampaikan dukungan kebijakan bagi pengembangan instrumen pasar keuangan.
Sementara dari sisi pelaku pasar, dihadirkan BNI Sekuritas, Mandiri Sekuritas, Mandiri Manajemen Investasi dan Bank Mandiri yang dapat memberikan pemahaman tentang produk pasar keuangan.
“Dengan semakin dekatnya otoritas dengan pelaku pasar dan potensial investor, maka diharapkan dapat meningkatkan wawasan potensial investor sekaligus kepercayaan untuk berinvestasi pada berbagi instrumen keuangan di pasar domestik,” jelas Donny, sambil berharap hal ini akan mendorong terciptanya pasar keuangan domestik yang semakin kokoh dan resilien sehingga dapat berperan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi indonesia yang inklusif.
Sementara Harmanta, Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur, dalam kesempatan yang sama menjelaskan, dalam kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir, ekonomi Jawa Timur selalu tumbuh di atas nasional.
“Pada tahun 2019, Jawa Timur berkontribusi sebesar 14,86% terhadap perekonomian Indonesia, atau menempati peringkat kedua setelah DKI Jakarta (17,94),” terang Harmanta.
Harmanta juga menambahkan, dari sisi sektoral, ekonomi Jawa Timur ditopang oleh; Industri Pengolahan (30,24%), Perdagangan (18,46%), dan Pertanian (11,43%). Sedang dari sisi permintaan, kinerja ekonomi Jawa Timur didorong oleh; Konsumsi Rumah Tangga (59,37%), PMTB (28,48%), dan Ekspor LN (11,88%). (JM01)