Surabaya, JATIMMEDIA.COM – 759 SPBU Pertamina di Jatim sudah menerapkan digitalisasi sebagai realisasi program Digitalisasi SPBU Pertamina. Hal ini ditegaskan Unit Manager Communication Relations & CSR Pertamina MOR V, Rustam Aji, yang mengatakan bahwa hingga pertengahan bulan September, sudah 759 SPBU Pertamina di wilayah Jawa Timur berhasil menuntaskan program digitalisasi SPBU.
“Jumlah tersebut mencakup 86,1 persen dari total 882 SPBU yang direncanakan untuk implementasi teknologi digital di wilayah Jawa Timur,” katanya dalam keterangan resminya.
Untuk menjawab tantangan di era digital ini, lanjut Rustam, Pertamina telah melakukan digitalisasi di seluruh lini bisnis, dari hulu hingga hilir. Melalui Digitalisasi SPBU, termasuk pengembangan aplikasi MyPertamina, Pertamina memantau distribusi Bahan Bakar Minyak (BBM) end to end process, yang akan memberikan layanan kepada pelanggan lebih aman, mudah dan cepat.
“Secara total, di seluruh wilayah MOR V yang meliputi Jatim, Bali, NTB, dan NTT, Program Digitalisasi SPBU telah diterapkan di 1.009 SPBU,” tambahnya.
Rustam juga menjelaskan, di wilayah MOR V, total ada 1.209 SPBU yang direncanakan akan dilakukan digitalisasi, bersinergi dengan Telkom.
“Artinya, ini sudah 83.5 persen. Sedang selebihnya dalam proses persiapan serta pemasangan sejumlah perangkat pendukung,” terang Rustam.
Dengan Program Digitalisasi SPBU ini, lanjut Rustam, Pertamina dapat memantau kondisi stok BBM, penjualan BBM, dan transaksi pembayaran di SPBU secara real-time.
Diketahui, konsep digitalisasi adalah dengan merekam seluruh data transaksi dan stok SPBU secara akurat pada waktu yang faktual, di mana dari setiap nozzle (selang) pengisian BBM ke kendaraan konsumen dibuatkan sesuai sistem sedemikian rupa, sehingga secara langsung dapat memberikan data konsumsi dan penjualan setiap SPBU.
“Dengan program digitalisasi ini, Pertamina dapat mengetahui jika terdapat SPBU yang akan kehabisan persediaan produk BBM, sehingga dapat segera ditindaklanjuti dengan upaya pengiriman BBM ke SPBU tersebut,” kata Rustam.
Selain itu, masih menurut Rustam, digitalisasi juga mewujudkan cashless payment antara Pertamina dengan pemilik SPBU, serta pemilik SPBU dengan konsumen.
Selain itu, program ini juga akan meningkatkan pengawasan penyaluran BBM, khususnya yang bersubsidi yaitu biosolar (B30) dan penugasan, yakni premium. Hal tersebut dimungkinkan karena data-data tersebut juga dapat diakses secara langsung oleh sejumlah pihak berwenang seperti Kementerian ESDM, Kementerian BUMN, Kementerian Keuangan, dan BPH Migas. (JM01)