Jakarta, JATIMMEDIA.COM – Kinerja Astra Group secara keseluruhan membaik dalam sembilan bulan pertama tahun 2021, didukung oleh volume penjualan otomotif yang kuat dan harga komoditas yang lebih tinggi.
“Walaupun terdapat beberapa ketidakpastian dengan situasi makro ekonomi saat ini akibat dampak pandemi Covid-19, kinerja Grup yang baik memberi kami optimisme terhadap sisa periode sampai dengan akhir tahun ini. Selain itu, posisi neraca keuangan Grup tetap sehat dan solid,” ujar Presiden Direktur Astra, Djony Bunarto Tjondro.
Pendapatan bersih konsolidasian Grup pada sembilan bulan pertama tahun 2021 tercatat sebesar Rp 167,4 triliun, naik 28% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Sementara laba bersih Grup mencapai Rp 15,0 triliun, 7% lebih tinggi dibandingkan dengan sembilan bulan pertama tahun 2020 ketika Grup memperoleh keuntungan dari penjualan saham Bank Permata.
Baca juga : Fokus pada Digitalisasi, Kinerja BSI Pasca Merger Semakin Solid
Selain itu, tanpa memperhitungkan keuntungan penjualan saham Bank Permata tersebut, laba bersih Grup meningkat 84%, dengan kinerja semua divisi bisnis yang lebih baik. Begitu pula dengan nilai aset bersih per saham pada 30 September 2021 sebesar Rp 4.114, meningkat 7% dibandingkan pada 31 Desember 2020.
Kas bersih, tidak termasuk anak perusahaan divisi jasa keuangan Grup, mencapai Rp 25,5 triliun pada 30 September 2021, dibandingkan Rp 7,3 triliun pada akhir tahun 2020, yang disebabkan oleh kinerja penjualan yang membaik, serta realisasi belanja modal dan modal kerja yang relatif rendah.
“Namun, jika volume penjualan terus membaik hingga akhir tahun, belanja modal dan modal kerja dapat mengalami peningkatan,” tambah Djony.
Disisi lain, utang bersih anak perusahaan divisi jasa keuangan Grup sedikit mengalami peningkatan dari Rp 39,2 triliun pada akhir tahun 2020 menjadi Rp 39,3 triliun pada 30 September 2021.
Baca juga : Aset Bank Jatim Tembus Rp 101 Triliun
Berikut kondisi bisnis Astra group :
- Laba bersih dari divisi otomotif Grup naik 207% menjadi Rp5,5 triliun, terutama karena dampak buruk dari pandemi yang signifikan terhadap kinerja divisi ini pada kuartal kedua tahun lalu dan langkah-langkah penanggulangannya, serta peningkatan volume penjualan di sembilan bulan pertama tahun ini, terutama pada segmen roda empat yang diuntungkan oleh insentif sementara pajak penjualan barang mewah.
- Jasa Keuangan. Laba bersih divisi jasa keuangan Grup meningkat 23% menjadi Rp 3,4 triliun selama sembilan bulan pertama 2021, disebabkan oleh peningkatan kontribusi dari bisnis pembiayaan konsumen dan asuransi umum.
- Alat Berat, Pertambangan, Konstruksi dan Energi. Laba bersih dari divisi alat berat Grup, pertambangan, konstruksi dan energi naik 51% menjadi Rp 4,7 triliun, terutama disebabkan oleh peningkatan penjualan alat berat Komatsu dan menguatnya harga batu bara.
- Laba bersih dari divisi agribisnis Grup meningkat 152% menjadi Rp 1,2 triliun, terutama disebabkan oleh peningkatan harga minyak kelapa sawit.
- Infrastruktur dan Logistik. Divisi infrastruktur dan logistik Grup mencatat laba bersih Rp 98 miliar, dibandingkan dengan rugi bersih sebesar Rp 59 miliar pada sembilan bulan pertama tahun 2020, terutama disebabkan peningkatan kinerja dari bisnis jalan tol dan PT Serasi Autoraya (SERA).
Baca juga : Pandemi Dorong Perubahan Tren Masa Depan Asuransi
- Teknologi Informasi. Laba bersih dari divisi teknologi informasi Grup, PT Astra Graphia Tbk (AG), yang 76,9% sahamnya dimiliki Perseroan, meningkat 8% menjadi Rp 28 miliar, terutama disebabkan oleh penurunan biaya operasional dan pendapatan bunga yang lebih tinggi, meskipun pendapatan dari bisnis solusi dokumen dan layanan kantor tercatat lebih rendah.
- Laba bersih dari divisi properti Grup meningkat sebesar 52% menjadi Rp 131 miliar, terutama karena tingkat hunian yang lebih tinggi dan biaya operasional yang lebih rendah di Menara Astra. (JM01)