Surabaya, JATIMMEDIA.COM – BNI Syariah terus melakukan pengembangan dan ekspansi layanan ke berbagai tempat strategis. Salah satunya adalah dengan diresmikannya Payment Point di Kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS Surabaya) yang berlokasi di Jl. Teknik Kimia (Kampus ITS) Samping Gedung SAC, Sukolilo, Surabaya.
Dalam kesempatan peresmian itu, Pemimpin Wilayah Timur BNI Syariah, Ali Muafa dengan didampingi Pemimpin BNI Syariah Cabang Surabaya Dharmawangsa, Utama Ramadhan Djanis, serta Rektor ITS, Mochamad Ashari, mengatakan, Payment Point BNI Syariah Kampus ITS ini ditargetkan bisa melayani transaksi pembayaran Uang Kuliah Tunggal (UKT) mahasiswa, Ikatan Orang Tua Mahasiswa (IKOMA), maupun transaksi perbankan mahasiswa, dosen dan karyawan ITS lainnya.
“Selain itu Payment Point BNI Syariah Kampus ITS ini juga bertujuan untuk memberikan kemudahan akses bagi para civitas akademika ITS dalam bertransaksi keuangan sesuai prinsip syariah,” terangnya di acara peresmian Payment Point di ITS, Rabu (5/2/2020).
Ali Muafa juga berharap dengan adanya Payment Point BNI Syariah Kampus ITS dapat meningkatkan perolehan Dana Pihak Ketiga (DPK) dan pembiayaan BNI Syariah, terutama di Surabaya dan sekitarnya.
“Kami memandang bahwa universitas sebagai institusi pencetak generasi bangsa harus difasilitasi dengan layanan keuangan yang Hasanah. Hal ini sejalan dengan value proposition BNI Syariah sebagai Hasanah Banking Partner,” lanjut Ali.
Pembukaan Payment Point BNI Syariah Kampus ITS ini, lanjut Ali, merupakan upaya BNI Syariah untuk memaksimalkan pengembangan ekosistem halal, terutama di bidang pendidikan. Hal ini sejalan dengan corporate strategy BNI Syariah yaitu Embracing New Opportunities, dimana BNI Syariah siap meraih peluang-peluang baru untuk meningkatkan pertumbuhan bisnis dan menjadi partner yang lebih baik.
“Potensi bisnis dari Payment Point BNI Syariah Kampus ITS ini cukup besar, salah satunya dari pembayaran UKT Mahasiswa dan IKOMA Mahasiswa sebesar Rp 10 miliar per tahun. Selain itu ada pula potensi pembiayaan konsumtif untuk dosen dan karyawan ITS sebesar Rp 15 miliar serta pembiayaan produktif Rp 150 miliar,” pungkasnya. (JM01)