Mojokerto, JATIMMEDIA.COM – Sebagai bentuk kepedulian terhadap masyarakat yang terdampak pandemi Covid-19, Perkumpulan Warga Tionghoa Kota Mojokerto memberikan bantuan bagi masyarakat melalui pemerintah Kota Mojokerto.
Bantuan yang diberikan secara simbolis oleh Ketua Perkumpulan Warga Tionghoa, Moher ini, diantaranya terdiri dari beras sebanyak 6 ton, minyak goreng 1 ton, gula pasir 1 ton dan 500 kardus mie .
“Bantuan ini merupakan wujud kepedulian kami warga Tionghoa kepada saudara-saudara kita yang saat ini sedang kehilangan pekerjaan dan lesunya ekonomi sebagai dampak dari virus Corona. Kami berharap semoga bantuan ini bisa sedikit meringankan beban masyarakat dan bisa bermanfaat bagi mereka yang sedang membutuhkan,” kata Moher.
Moher juga berharap dengan bantuan ini, bisa meringankan beban warga yang berpenghasilan rendah dan para pekerja yang dirumahkan oleh perusahaan akibat imbas dari Covid-19.
“Semoga, bantuan ini tepat sasaran dan bisa sedikit meringankan beban mereka,” tambahnya.
Sementara Walikota Mojokerto, Ika Puspitasari atau yang akrab disapa Ning Ita, menyambut hangat bantuan sembako dari perkumpulan warga Tionghoa yang ada di Kota Mojokerto ini.
“Nantinya bantuan-bantuan tersebut akan disalurkan melalui satuan gugus tugas (Satgas) bidang logistik dan perekonomian yang membidangi. Dengan demikian, bantuan akan tersalurkan tepat sasaran kepada warga yang membutuhkan,” terangnya.
Selain bantuan dari warga Tionghoa ini, Ning Ita juga menjelaskan bahwa pemerintah daerah melalui satgas-satgas yang membidangi telah memetakan perekonomian di Kota Mojokerto agar tetap stabil.
“Dan supaya warga tidak panic-buying, kami memastikan bahwa semua kebutuhan bahan pangan, seperti beras, gula, minyak masih cukup ketersediaannya sampai tujuh bulan kedepan atau hingga akhir tahun ini,” tegas Ning Ita
Perlu diketahui, Pemerintah Kota Mojokerto terus melakukan berbagai upaya dalam mempercepat penanggulangan pencegahan penyebaran Covid-19 sesuai arahan Presiden RI. Mulai dari penerapan protokol kesehatan, meliburkan sekolah dan menghentikan sementara waktu kegiatan yang bersifat mengundang massa. Serta percepatan penanganan melalui satuan gugus tugas (Satgas) yang dibentuk setiap daerah.
Selain itu, melalui Satgas Ekonomi, juga terus menjaga ketersediaan bahan pokok dan stabilitas harga di masyarakat, mensosialisasikan kepada masyarakat agar tidak melakukan panic buying, menjaga kelancaran dan keamanan distribusi bahan pokok serta pengadaan pasar murah berupa sembako di setiap pasar tradisional melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan. (JM01)