Taufiq : BPJS Kesehatan Harus Tetap Ada Meski Pemimpin Berganti

0
25
Taufiq : BPJS Kesehatan Harus Tetap Ada Meski Pemimpin Berganti
Taufiq : BPJS Kesehatan Harus Tetap Ada Meski Pemimpin Berganti

Surabaya, JATIMMEDIA.COM – Program Jaminan Kesehatan Nasional – Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) yang dikelola BPJS Kesehatan, terbukti sudah banyak menjadi pilihan masyarakat sebagai jaminan pelayanan kesehatan yang bisa di percaya.

Hal ini juga diakui Taufiq warga Mojo 3F , Kelurahan Mojo, Kecamatan Gubeng Kota Surabaya, yang cukup sering menggunakan jasa pelayanan kesehatan dengan kartu KIS-nya dan bahkan menjadi pasien rutin di RSUA (Rumah Sakit Universitas Airlangga) Surabaya sejak bulan November 2021.

Awalnya, terang Taufiq, ia sering mengalami rasa sakit pada perut sisi kanan atas. Dimana kalau ditekan akan terasa sakit, makan atau minum sedikit sudah terasa kenyang, dan timbul mual seperti hendak muntah.

Kemudian, atas rekomendasi dari beberapa saudaranya, Taufiq mendatangi salah satu Klinik Lestari di daerah Gebang Surabaya untuk melakukan pemeriksaan. Dan pada petunjuk awal paska periksa di klinik, ia kemudian mendapatkan rujukan untuk melanjutkan cek darah lengkap dan rapid.

“Dokter Klinik sendiri menjelaskan pada saya bahwa jika ini harus di tangani secepatnya, karena kalau tidak, maka itu akan membahayakan karena sudah lumayan parah,” jelas Taufiq.

Pada kesempatan pemeriksaan pertama, lanjut Taufiq, ia hanya di cek dan perkiraan sakitnya usus buntu. Selanjutnya Taufiq disarankan untuk melakukan tes lab darah lengkap untuk mengetahui apakah benar-benar sakit usus buntu.

Baca juga : Ghofar: Beli Tanah Harus Lampirkan Peserta JKN-KIS? Gak Masalah

“Sedangan untuk biayanya, diperkirakan mencapai Rp 700.000, jika dilakukan di luar Klinik,” tutur Taufiq menirukan perkataan dokter klinik.

Mendengar biaya yang cukup besar dan sangat mungkin lebih dari perkiraan, Taufiq langsung teringat bahwa ia memiliki Kartu KIS. Karena itu ia langsung memutuskan untuk menggunakannya untuk berobat.

”Menyadari besarnya biaya, maka saya tidak ragu lagi untuk memilih menggunakan BPJS Kesehatan saja. Saya tidak mau lagi mendengarkan omongan-omongan dari orang yang mengatakan kalau berobat dengan BPJS Kesehatan akan dibedakan. Itu berita yang belum tentu kebenarannya dan belum tentu bisa dibuktikan,” tegas pria yang masih aktif sebagai seorang pengajar atau ustadz di PP. Madrasatul Qur’an Tebuireng Jombang.

Sejak saat itu, jelas Taufiq, ia menjadi pasien rutin di RSUA, sebagai bentuk lanjutan perintah dokter Klinik Lestari Gebang.

Taufiq menjelasnkan bahwa proses registrasi pendaftaran RSUA Surabaya, terbilang sederhana, tidak ribet dan cepat.

”Datang, pasien diterima, swab, registrasi atau daftar diloket pendaftaran, isi pilihan berobat menggunakan BPJS kesehatan, disertai lampiran bukti KTP dan Kartu KIS. Setelah itu, saya langsung diperiksa intensif,” terang Taufiq.

Baca juga : Sambut Ramadan, Gubernur Khofifah Berlakukan Pemutihan Pajak

Selama lima hari menjalani rawat inap kata Taufiq, menjadi pengalaman pertamanya berobat berstatus pasien JKN. Dan ia merasa sangat nyaman karena pelayanan di RSUA sangat baik, tidak dibeda-bedakan meski menggunakan fasilitas sebagai peserta JKN yang iurannya dibayar oleh Pemerintah Kota Surabaya.

“Pelayanannya cukup bagus dan maksimal, Saya sendiri merasa tidak dibedakan. Begitu juga untuk kamar atau ruangannya seperti kelas VIP, ber ac, perawat, dokter, cleaning service ramah selalu menyapa. Serasa pasien umum. Saya kasih nilai 100 buat BPJS Kesehatan dan RSUA,” ungkapnya.

Halaman selanjutnya: Taufiq kemudian melanjutkan….