Titipku Kupas Potensi e-Groceries Indonesia Lewat Indonesia Online Grocery Report 2022

0
33
Titipku Kupas Potensi e-Groceries Indonesia Lewat Indonesia Online Grocery Report 2022
Titipku Kupas Potensi e-Groceries Indonesia Lewat Indonesia Online Grocery Report 2022

Jakarta, JATIMMEDIA.COM – Pasar tradisional menjadi salah satu urat nadi perekonomian masyarakat Indonesia. Data menunjukkan bahwa 77 persen masyarakat Indonesia membeli kebutuhan pokok di pasar tradisional, dan tiap tahunnya ada perputaran uang sekira 115 miliar dolar amerika di sana. Diproyeksikan bahwa angka ini akan terus bertumbuh seiring berjalannya waktu.

Chief Executive Officer Titipku, Henri Suhardja menjelaskan, salah satu faktor yang bisa mempengaruhi peningkatan transaksi di pasar tradisional adalah adanya platform belanja daring.

“Dan sistem online grocery bisa meningkatkan transaksi di pasar tradisional karena saat ini kelompok masyarakat terbesar di Indonesia adalah milenial, dan kelompok milenial ini sudah memiliki kebiasaan untuk menggunakan aplikasi guna memenuhi kebutuhan mereka,” ungkapnya.

Henri menambahkan, generasi milenial sudah banyak yang menikah dan membangun keluarga baru. Tentunya mereka membutuhkan kebutuhan pokok terutama kebutuhan dapur. Artinya, mereka butuh untuk belanja kebutuhan pokok secara rutin.

“Titik ini menjadi momentum yang tepat untuk menyediakan jasa online grocery untuk menjembatani kebutuhan para keluarga muda ini dengan para pedagang pasar yang menyediakan produk yang mereka butuhkan,” tambah Henri.

Baca juga : Perkuat Pengendalian Inflasi Nasional, BI, TPIP dan TPID Lakukan Sinergi Gernas…

Sementara, Chief Marketing Officer Titipku, Faradhita Delicia mengatakan bahwa online groceries ini menjawab kebutuhan konsumen untuk dapat menikmati waktu lebih banyak bagi dirinya sendiri.

“Dengan berbelanja kebutuhan sehari-hari menggunakan platform online grocery, proses belanja menjadi 5x lebih efisien karena konsumen tidak perlu menghadapi kemacetan, kesulitan mencari parkir, dan membawa belanjaan sendiri,” ungkap Faradhita.

Penjelasan Henri dan Faradhita seputar potensi online grocery di atas adalah sebagian dari data yang ada dalam laporan “Indonesia Online Grocery Report 2022”: Redefining New Retail” yang disusun oleh Titipku. Laporan ini diluncurkan secara daring lewat pertemuan Zoom dengan awak media, Rabu (10/8/2022).

“Laporan ini membahas seluk beluk tentang online grocery dan bagaimana potensinya di Indonesia. Laporan ini sengaja dibuat untuk menunjukkan bahwa sebenarnya Indonesia punya peluang yang baik juga untuk menumbuhkan ekosistem online grocery,” ungkap Faradhita.

Baca juga : Bawa 9 Unit Bisnis, Astra Finance Dukung GIIAS 2022 dengan Target…

Secara garis besar, laporan Indonesia Online Grocery Report 2022 yang dapat diunduh secara gratis di Website Titipku, memiliki empat bahasan utama, diantaranya:

Pertama adalah seputar pengenalan tentang online grocery. Pada bagian ini, pembaca diajak untuk memahami arti dari online grocery, mengenali keuntungan dari sistem online grocery, bagaimana model bisnis online grocery berjalan, hingga ukuran pasar (market size) dari online grocery.

Kedua, pembaca diajak untuk melihat ekosistem online grocery, khususnya ekosistem di Indonesia. pada bagian kedua ini, akan ada pemaparan data soal perubahan perilaku konsumen terkait belanja kebutuhan pokok, terutama sejak pandemi COVID-19. Selain itu, bagian kedua ini juga membahas siapa saja pemain online grocery yang ada di Indonesia.

Ketiga, laporan ini membahas transformasi digital yang ada di industri retail. Pada bagian ini, pembaca disuguhkan dengan alur baru dalam pengalaman berbelanja secara daring. Selain itu, pembaca juga diajak memahami apa dampak positif dari transformasi digital ini ke Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).

Baca juga : Semarakkan Kemerdekaan RI, Gubernur Khofifah Berbagi Bendera Merah Putih dan Sembako…

Keempat, pembaca diajak untuk melihat studi kasus pada bagian keempat. Pada bagian keempat ini, laporan Indonesia Online Grocery Report 2022 mengambil dua objek untuk dikaji, yakni Freshippo milik Alibaba dan Amazon Fresh milik perusahaan Amazon. Tak lupa, laporan ini juga menyajikan transformasi apa saja yang juga terjadi di pasar dan supermarket di Indonesia. (JM01)