Agung : Jadi Pasien BPJS Kesehatan Harus Pintar dan Berani Tanya

0
204
Agung : Jadi Pasien BPJS Harus Pintar dan Berani Tanya
Agung : Jadi Pasien BPJS Harus Pintar dan Berani Tanya

Surabaya, JATIMMEDIA.COM – Pengalaman adalah guru yang paling baik didunia ini. Karena melalui pengalamanlah kita jadi tau mana yang benar dan mana yang salah. Hal ini pula yang dialami Agung Budhi Nugroho (39 th) warga jalan Pucangan I no 10 Surabaya, soal pelayanan BPJS Kesehatan.

Agung yang bekerja sebagai pegawai negeri sipil (PNS) ini sering mendengar dari banyak orang bahwa pelayanan di rumah sakit (RS) kalau pakai fasilitas BPJS Kesehatan (karti JKN-KIS), sering mengalami diskriminatif.

“Itu sering saya dengar dari banyak orang. Tapi faktanya, saya punya pengalaman berbeda ketika saya pakai kartu JKN aman-aman saja dan gak ada perbedaan,” ujarnya pada jatimmedia.com, Sabtu (27/2/2021).

Agung mengungkapkan bahwa pelayanan di RS sebagai pasien BPJS Kesehatan sama baiknya dengan yang tidak pakai BPJS.

Baca juga : Mensos Risma Jawab Soal Penghapusan Santunan Ahli Waris Korban Covid-19

“Ini saya bisa katakan karena saya pernah pakai BPJS dan pernah gak pakai BPJS, pelayanannya sama kok,” tambah Agung.

Agung kemudian menceritakan waktu anak keduanya, Azka Janitra Nugroho (3,5 th) menderita muntahber hingga mengalami dehidrasi kemudian dibawa ke RS Dr Soemitro guna menjalain pengobatan hingga di opname sekitar 5 hari.

“Pelayanannya sama-sama bagusnya seperti ketika saya berobat tanpa BPJS. Jadi gak ada bedanya waktu anak saya dirawat dengan fasilitas BPJS Kesehatan,” ujarnya.

Memang, lanjut Agung, ada sedikit masalah tapi bukan soal pelayanan, tapi lebih pada pemahaman. Dimana Agung menceritakan waktu anaknya harus di infus, karena masih 3,5 tahun tentu anaknya sedikit takut. Dan ia meminta suster yang akan menyuntik untuk berhenti dulu agar anaknya tenang, tapi malah di minta mengisi form “penolakan”.

Baca juga : Lantik 17 Kepala Daerah, Gubernur Minta Percepat Realisasi Dana Desa

Tak ingin berdebat berkepanjangan, Agung mengisi form dan memin ta ketemu dengan direktur RS. Setelah bertemu, justru direktur utama RS minta maaf dan membantu proses penanganan anaknya dengan baik.

“Saya salut dengan sikap dirut ini karena bisa memahami pasiennya.Meski saya pakai BPJS dia tidak membeda-bedakan. Jadi kalau ada yang bilang pakai BPJS dianak-tirikan, itu gak bener,” ujar Agung.

Pelayanan prima dari RS meski pakai BPJS juga pernah dialami istri Agung (Novianti Rosdiana – 37 th) ketika harus operasi usus buntu.

“Waktu istri saya harus operasi usus buntu juga pakai BPJS Kesehatan dan dilayani dengan sangat baik. Bahkan hampir 2 minggu opname sampai sembuh, juga okey-okey saja,” jelas Agung.

Baca juga : Nujek Gandeng Mega Insurance Syariah Beri Perlindungan Mitra Driver

Artinya menurut Agung, meski pakai BPJS, tetapi pasien juga harus pintar dan punya kesadaran untuk menanyakan kalau memang dirasa ada perbedaan pelayanan.

“Saya pernah kok ke RS dan dikatakan kamar penuh. Lalu saya tanya ke petugas BPJS yang ada di RS dan ia kemudian melakukan pengecekan soal ruangan. Jadi kembali pada kita sebagai pasien pengguna kartu BPJS, juga harus pintar,” pungkasnya. (JM01)