Jakarta, JATIMMEDIA.COM – PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebagai perusahaan pengelola jalan tol terbesar di Indonesia, mengincar penghimpunan dana sebesar Rp 5 triliun pada tahun 2020 ini.
Direktur Keuangan Jasa Marga, Donny Arsal mengatakan, dana sebesar Rp 5 trilyun ini akan diperoleh melalui penerbitan beragam instrumen dan pinjaman perbankan. Salah satunya dengan menerbitkan instrumen surat utang, dengan memperhatikan kondisi pasar modal.
“Selain itu juga kami akan menggunakan alternative lain melalui pinjaman dari perbankan,” terangnya di Jakarta, Rabu (5/2/2020)..
Donny juga menjabarkan, bahwa untuk opsi penerbitan obligasi, Jasa Marga membidik dana sedikitnya US$ 30 juta. Namun hingga saat ini, Jasa Marga belum menentukan apakah opsi tersebut akan dieksekusi dalam denominasi rupiah atau mata uang asing.
“Meski kepastian terkait rencana ini masih akan menunggu audit laporan keuangan 2019, namun kami perkirakan bisa di semester satu 2020. Untuk bentuknya, Kombinasi saja. Kalau ada yang minta sekuritisasi, kami akan keluarkan,” tambah Donny.
Selain rencana penerbitan obligasi, lanjut Donny, Jasa Marga juga mengkai opsi penerbitan step up coupon untuk investor domestik dengan target dana sekitar Rp 1 triliun pada kuartal I/2020.
“Secara khusus, dana hasil penerbitan instrumen ini akan digunakan untuk operasional anak usaha PT Jasamarga Bali Tol. Dan tenornya akan disesuaikan dengan kemampuan bayarnya. Kalau bisa bayar 10 tahun ya 10 tahun, tergantung step upnya mulai dari mana,” tegas Donny.
Di samping itu, Jasa Marga juga akan menerbitkan kontrak investasi kolektif efek beragun aset (KIK-EBA) syariah senilai Rp 1 – 2 triliun.
Terakhir, JSMR menimbang opsi sekuritisasi aset 12 ruas jalan tol lingkar luar Jakarta (Jakarta Outer Ring Road) dengan target dana berkisar Rp1 triliun sampai dengan Rp3 triliun.
Sejauh ini, Jasa Marga sudah menempuh opsi sekuritisasi pada jalan tol Jagorawi pada 2017 lalu. Produk sekuritisasi itu bernama KIK EBA MAndiri JSMR01-Surat Berharga Pendapatan Tol Jakarta-Bogor-Ciawi. Saat ditawarkan kepada investor, instumen ini mendapat permintaan sebesar Rp5,1 triliun atau 2,7 kali dari target dana. (JM02)