Surabaya, JATIMMEDIA.COM – Perusahaan aplikasi ojek online, Nujek (Nusantara Ojek), terus mengembangkan inovasinya untuk memberikan yang terbaik bagi para driver-nya. Selain meluncurkan beberapa aplikasi yang sedikit berbeda dengan perusahaan ojek online yang lain, Nujek baru-baru ini juga menggandeng Datam Corporation (Perusahaan Korea) untuk mengembangkan teknologi kendaraan hybrid yang ramah lingkungan.
Teknologi CRM (Carbon Reduction Mining) yang akan dipakai di kendaraan mitra driver Nujek ini mampu mengkonversi carbon hasil pembakaran sehingga lebih ramah lingkungan dan tidak mencemari udara.
CEO Nujek, Moch Gozali menjelaskan, sebagai pilot project, teknologi yang didatangkan dari Korea Selatan ini akan dipasang pada sebanyak 500 unit driver pada Maret 2020 mendatang.
“Sebanyak 500 motor ini merupakan pilot project kami. Dan untuk tahap awal ini akan dilakukan di lima kota, yaitu Surabaya, Jakarta, Gorontalo, Cirebon, dan Banyumas,” terang Gozali di Surabaya, Senin (20/1/2020)
Gozali juga menambahkan bahwa untuk pemasangan teknologi CRM ini, akan dipasang di motor driver Nujek dengan kriteria tertentu, seperti motor yang berusia tua atau yang paling banyak menghasilkan emisi karbon.
“Selain motor tua, kami juga akan melihat track record mitra Nujek ini, selama bekerjasama dengan kami. Apakah sudah bergabung lama, maupun performanya yang baik,” tambahnya.
Sementara CEO Datam Group, James Lee menambahkan, produk yang mereka kembangkan dan sudah dimanfaatkan di 9 negara ini, jauh lebih baik dari produk motor listrik yang sudah beredar, karena selain mampu memiliki kecepatan yang gak kalah dengan motor bensin, juga jarak tempuhnya bisa mencapai 100 km.
“Tapi khusus untuk mitra Nujek di Jakarta, akmi akan berikan motor listrik baru. Sedang untuk wilayah yang lain, secara bertahap kita ganti spare partnya saja menjadi hybrid,” terang James.
Mengenai ketertarikan Datam untuk masuk ke bisnis ojek online di Indonesia, khususnya dengan menggandeng Nujek, menurut James, selain karena pasar Indonesia yang sangat potensial, juga ia menilai Nujek sebagai perusahaan start up baru, memiliki peluang besar untuk bertumbuh karena memiliki afiliasi dengan Nathdatul Ulama (NU) yang memiliki massa yang sangat besar. (JM01)