Sidoarjo, JATIMMEDIA.COM – Desa Kebonsari, Candi, Sidoarjo dikenal sebagai kampoeng bebek dan telur asin karena sebagian besar penduduknya menggantungkan hidup dari usaha peternakan bebek dan produksi telur asin. Salah satu di antaranya adalah Sulaiman, yang merupakan pemilik dari “UD. Adon Jaya”, yang merupakan mitra dari program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM).
Tujuan dari pelaksanaan program PKM ini adalah membantu mitra dalam mengatasi masalah-masalah utama, diantaranya; Pertama, dalam aspek produksi di mana mitra kesulitan untuk memenuhi permintaan pasar akan telur asin original karena peralatan produksi yang masih sederhana, yang mempengaruhi kualitas daya tahan telur asin hanya sekitar ± 7 hari, dan peralatan yang tersedia membuat telur asin mudah retak atau pecah saat dimasak. Kedua, adalah dalam aspek manajemen, yang meliputi perbaikan dalam manajemen produksi, manajemen karyawan, dan manajemen keuangan.
Penyelesaian untuk mengatasi masalah produksi dilakukan dengan menerapkan “Oven Telur Asin Otomatis yang dilengkapi dengan Exhaust Fan” yang mampu mengolah 300 butir telur per proses. Sementara itu, untuk menangani masalah manajemen, dilakukan kegiatan berbagi pengetahuan, pelatihan, serta pendampingan dalam manajemen produksi, operasi usaha, dan strategi pemasaran.
Heru Arizal sebagai Ketua PKM mengatakan, mesin yang dirancang sudah di uji coba dan dapat menghasilkan kapasitas 300 butir telur/proses dan masa simpan lebih dari 15 hari, tidak ada bau amis dan telur tidak ada yang retak/pecah. Dengan kata lain produksi dengan menggunakan oven otomatis ini dapat meningkat 2 kali lipat, daya tahan masa simpan telur lebih lama dan tidak ada yang telur retak/pecah.
BACA JUGA : UNESA Helat FGD Evaluasi Melisa Bersama Sejumlah Pakar
Selain kuantitas produksi meningkat tajam, tambah Heru, dengan menggunakan mesinnya (1) biaya produksi lebih murah; (2) kualitas telur asin sangat baik, (3) tekstur kulit telur cerah, dan (4) rasanya lebih gurih.
“Keunggulan lainnya, memasak telur asin menggunakan oven otomatis ini proses pemasakan tidak perlu ditunggu, setelah diatur suhu dan waktu yang ditentukan, sehingga pengusaha dapat melakukan kegiatan produktif lainnya,” ujarnya.
Heru juga menjelaskan bahwa Tim PKM Unesa, selain membantu menyelesaikan permasalahan aspek produksi, juga menyelenggarakan pelatihan manajemen produksi melalui praktik manajemen produksi yang efektif dengan menerapkan teknologi tepat guna, pelatihan manajemen pemasaran dengan memberikan pelatihan pembuatan akun di platform pasar online dan perbaikan manajemen keuangan dilaksanakan melalui pelatihan, dan pendampingan.
“Kelangsungan hidup UMKM telur asin ini sangat penting karena mempunyai dampak sosial dan ekonomi yang langsung dapat dirasakan oleh pengusaha, karyawan dan warga masyarakat Desa Kebonsari, Candi, Sidoarjo dan sekitarnya,” tambah Heru Arizal.
BACA JUGA : Ada yang Menarik di Wisuda UNESA ke-108 Kali ini
Pemilik UMKM produsen telur asin original Bapak Sulaiman, memberikan penghargaan dan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya dengan apa yang telah dilakukan oleh Tim PKM dari LPPM Unesa ini, yang telah membantu teknologi tepat guna berupa oven otomatis dan perbaikan manajemen usahanya.
“Usaha saya menjadi lebih lebih baik dan berpeluang untuk berkembang. Dan kegiatan semacam ini tentunya sangat kami harapkan,” ujarnya. (Adv/JM01)