Surabaya, JATIMMEDIA.COM – Masih seringnya ditemukan uang palsu beredar di masyarakat memang menjadi masalah yang terus digaungkan oleh Bank Indonesia serta penegak keamanan.
Dan hari ini, satu lagi kasus pembuatan uang palsu di Jatim berhasil diungkap Polda Jatim.
Dikatakan Kabid Humas Polda Jatim Kombes Gatot Repli Handoko, terungkapnya kasus ini bermula dari laporan terkait temuan uang palsu yang dilakukan Polresta Banyuwangi.
Berdasarkan informasi awal dari masyarakat terkait adanya pecahan mata uang palsu Rp 100 ribu yang diedarkan di pom bensin. Kemudian ditindaklanjuti dan berhasil diamankan satu tersangka.
“Dari penangkapan seorang tersangka tersebut, kemudian kita kembangkan dan ditangkap sejumlah tersangka lainnya di sejumlah daerah. Dan dari tangkapan ini, petugas juga berhasil menyita uang palsu sebanyak 37.371 lembar Rp 100 ribuan dengan total Rp 3,7 miliar,“ jelas Gatot di kantor Bid Humas Polda Jatim, Kamis (7/10/2021).
Baca juga : Uang Elektronik Sukses Bantu UMKM Selama Pandemi Covid-19
Sementara Kepala Deputi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur, Imam Subarkah yang juga hadir dalam kesempatan tersebut menyampaikan bahwa kualitas uang palsu di diedarkan kali ini sangat jelek dan dapat dideteksi keasliannya melalui metode 3D (Dilihat, Diraba, Diterawang).
“Namun karena diedarkannya pada malam hari dan bercampur dengan uang asli, hal ini membuat masyarakat agak kesulitan mengenalinya,” ujar Imam.
Imam juga menyampaikan bahwa pemahaman tentang uang, khususnya metode 3D, menjadi hal yang mutlak harus dipahami oleh masyarakat agak tidak mudah tertipu dengan adanya uang palsu ini.
Baca juga : BPJS Kesehatan Terus Genjot Antrian Online
Memahami metode 3D, sebenarnya tidak terlalu sulit karena ketika dilihat, sebenarnya sudah bisa diketahui apakah ini palsu atau tidak, sebab uang asli akan selalu lebih terang warnanya.
Dan bila belum terlalu yakin, lanjut Imam, maka dengan langkah kedua yaitu diraba, maka akan terlihat perbedaannya karena uang asli akan terasa kasar permukaannya.
“Sedang melalui langkah ketiga yaitu diterawang, sebenarnya akan semakin jelas karena benang pengaman dalam uang asli itu sulit dipalsu karena di tanam dan bukan dicetak,” jelas Imam.
Untuk memberikan pemahaman terhadap uang ini, menurut Imam, Bank Indonesia juga terus melakukan edukasi kepada masyarakat terkait uang rupiah melalui program Cinta, Bangga dan Paham Rupiah (CBP).
Baca juga : Nokia Perkenalkan Tablet Pertamanya, Nokia T20
“Tentu saja kami menghimbau agar masyarakat tetap harus mewaspadai dan tentunya membekali diri dengan pemahaman tentang uang asli, khususnya melalui metode 3D,” pungkasnya. (JM01)