Surabaya, JATIMMEDIA.COM – Salah satu tujuan global ke-4 dari 17 tujuan pembangunan berkelanjutan (The 17 Sustainable Development Goals/SDGs) yang telah dicanangkan oleh PBB mulai tahun 2016-2030 adalah menciptakan pendidikan yang berkualitas (quality of education).
Salah satu upaya untuk menciptakan pendidikan yang berkualitas adalah dengan memberikan pendidikan lingkungan hidup (PLH) bagi peserta didik. Tujuannya adalah agar peserta didik memiliki kepedulian dan berbudaya lingkungan hidup. PLH di Indonesia dilaksanakan dengan gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup di Sekolah (PBLHS) atau yang sering dikenal dengan istilah Program Adiwiyata.
Berdasarkan latar belakang itulah empat (4) dosen dari Fakultas Vokasi Universitas Negeri Surabaya (Unesa), yaitu Dr. Suprapto, S.Pd., M.T. (Dekan Fakultas Vokasi), Dr. Warju, S.Pd., S.T., M.T. (Wakil Dekan Bidang I), Dr. Abdul Hafidz, S.Pd., M.Pd. (Wakil Dekan Bidang II), dan Aditya Chandra Hermawan, S.ST., M.T (Dosen D4 Teknik Listrik) melakukan program pengabdian kepada masyarakat (PKM) yang berjudul “Pendampingan Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Terintegrasi Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) Untuk Mendukung Implementasi Sekolah Adiwiyata di MI Miftahul Ulum Gresik”.
Kegiatan yang berlangsung selama sehari penuh tersebut mendapatkan respon yang positif dari Kepala Madrasah Imron, S.Pd., M.Pd.
“Pelatihan penyusunan RPP terintegrasi PLH ini sudah kami tunggu-tunggu sejak Pak Warju selesai melakukan evaluasi Calon Sekolah Adiwiyata Tingkat Propinsi (CSAP),” ujar Kepala Madrasah yang hobby menanam tersebut.
BACA JUGA : Dosen D4 Teknik Sipil UNESA Beri Pelatihan Jadwal Proyek Konstruksi pada Siswa SMK Negeri…
Imron menyambut baik kegiatan PKM ini karena guru-guru di sekolahnya juga sangat antusias mengikuti kegiatan PKM ini.
“Apalagi, ini untuk persiapan menuju Calon Sekolah Adiwiyata Tingkat Nasional (CSAN)” tambahnya.
Di kesempatan yang lain, Dekan Fakultas Vokasi Unesa Suprapto mengatakan program PKM menjadi agenda tahunan dosen-dosen Unesa.
“Semoga kegiatan ini memberikan nilai tambah (added value) untuk sekolah ini dalam rangka persiapan menuju CSAN tahun 2024 nanti,”ujar pria asal Ngawi tersebut.
Narasumber kegiatan PKM tersebut, Warju yang juga menjabat sebagai Wadek Bidang I Fakultas Vokasi menyatakan bahwa setelah evaluasi CSAP, kegiatan pelatihan / pendampingan seperti ini harus sering dilakukan.
“Kemarin saat verifikasi lapangan (verlap) CSAP di sekolah ini, nampaknya belum banyak RPP yang diintegrasikan dengan isu lingkungan, baik isu lingkungan di sekolah, isu lingkungan di Kabupaten Gresik, maupun isu global,” ujarnya.
BACA JUGA : UNESA Raih Status Kampus Informatif dalam Anugerah Keterbukaan Informasi Publik 2023
Di samping itu, dirinya juga menyoroti penyusunan RPP belum mengacu pada hasil identifikasi potensi dan masalah lingkungan hidup (IPMLH) di tingkat sekolah, Kabupaten Gresik, dan global, berdasarkan rencana gerakan PBLHS 4 tahunan serta rencana gerakan PBLHS tahunan.
“Banyak RPP juga belum terintegrasi dengan sarana dan prasarana ramah lingkungan yang ada di sekolah, berdasarkan indikator pencapaian kompetensi di bidang lingkungan, rubrik penilaian yang utuh, dan dilengkapi sintaks pembelajaran yang sesuai,”ujar lulusan terbaik S3 PTK UNY tersebut.
RPP di sekolah Adiwiyata harus terintegrasi dengan pendidikan lingkungan hidup, khususnya isu global, lokal/daerah, dan sekolah berdasarkan UU. No. 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Permen LHK) No. P52/MENLHK/SETJEN/KUM.1/9/2019 tentang Gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup di Sekolah dan Permen LHK No. P.53/ MENLHK/SETJEN/KUM.1/9/2019 tentang Penghargaan Adiwiyata.
Adapun pencapaian sekolah untuk menjadi sekolah Adiwiyata adalah terpenuhinya 3 (tiga) komponen, yaitu: (1) Perencanaan Gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup di Sekolah (PBLHS), (2) Pelaksanaan Gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup di Sekolah (PBLHS), dan (3) Monitoring dan Evaluasi Gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup di Sekolah (PBLHS).
BACA JUGA : Wakil Rektor 4 UNESA Bicara Moderasi Beragama dan Ekonomi Syariah dalam FGD UIN Ar-Raniry
Berdasarkan hasil evaluasi implementasi program adiwiyata (green school program) tingkat Propinsi Jawa Timur yang dilakukan oleh Warju, dkk (2022) disimpulkan bahwa masih banyak kekurangan dalam hal perencanaan, implementasi, dan pencapaian program Adiwiyata di 368 sekolah yang dievaluasi di Jawa Timur, baik di tingkat SD/MI, SMP/MTs, maupun SMA/SMK/MA.
“Salah satunya di MI Miftahul Ulum Gresik. Ke depannya, MI Miftahul Ulum Gresik lebih siap dalam menyusun aspek perencanaan gerakan PBLHS sehingga dapat mengikuti seleksi Calon Sekolah Adiwiyata Tingkat Nasional (CSAN) pada tahun 2024,” tambah Warju. (Adv)