Surabaya, JATIMMEDIA.COM – Pemerintah telah mencanangkan upaya untuk memberikan jaminan kesehatan pada seluruh masyarakat Indonesia melalui Badan Penyelenggaran Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.
Namun dalam perjalanannya, hingga kini masih banyak masyarakat yang belum melihat fungsi dan peranan BPJS Kesehatan secara benar. Dan pandangan yang salah atau kurang tepat ini, ternyata juga banyak dilakukan oleh klinik sebagai fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP).
Hal ini dibenarkan pemilik klinik kesehatan yang menjadi mitra BPJS Kesehatan, Dr. Liliek Gondomono, ketika dihubungi jatimmedia.com, Jumat (23/4/21).
Ia mengatakan bahwa paradikma berfikirnya masyarakat banyak yang masih kurang benar soal BPJS Kesehatan, karena banyak dari masyarakat yang merasa kalau dia bisa ngeklaim BPJS berarti dia untung, tapi kalau gak pernah ngeklaim BPJS berarti rugi.
“BPJS itu bukan omong kosong, karena sudah terbukti banyak menolong orang. Termasuk ibu saya sendiri yang jatuh dan harus operasi karena patah tulang. Dan itu semua sama sekali gak bayar karena pakai BPJS,” ujar dokter lulusan Unair tahun 1986 ini..
Dr. Liliek juga menjelaskan bahwa pemahaman yang kurang tepat tentang BPJS Kesehatan ini juga sering dialami oleh klinik kesehatan. Contohnya, lanjut dr. Lilik, pemilik atau pelaku klink juga seringkali mengeluh biaya operasional klinik tidak cukup kalau hanya mengandalakan BPJS.
Baca juga : Gojek Hadirkan Akademi Mitra Usaha untuk Tingkatkan Bisnis UMKM
“Ya memang tidak mungkin cukup biaya operasional kalau hanya mengandalkan BPJS semata. Lha pesertanya berapa?” terang dokter yang sekarang berusia 63 tahun ini.
Tapi, lanjutnya, banyak juga klinik yang bisa bertahan dan untung, karena peserta JKN yang terdaftar diklinik itu cukup banyak. Karena sistem yang dipakai untuk hitungan klinik itu berbasis kapitasi.
Halaman selanjutnya: Karena FKTP itu berbasis kapitasi…