Jakarta, JATIMMEDIA.COM – Crown Group, perusahaan pengembang properti di Australia, kali ini memberikan informasi termutakhir perihal perkembangan pasar properti di Australia.
Seperti disampaikan, menurut KPMG Economics (sebuah jaringan jasa professional multinasional, dan merupakan salah satu dari empat organisasi akuntansi terbesar di Dunia), harga properti Australia telah meningkat jauh di atas apa yang seharusnya terjadi jika Covid-19 tidak pernah terjadi.
Sebagian besar kota di Australia mengalami kenaikan pada tahun 2020, menurut laporan dari KPMG Economics, tetapi suku bunga yang sangat rendah dan dukungan pemerintah untuk pasar properti selama pandemi memberi pasar nafas tambahan, menambahkan ratusan ribu dolar ekstra untuk nilai properti.
Sementara menurut laporan The Impact of COVID on Australia’s Residential Property Market selama 18 bulan terakhir dibandingkan dengan skenario tanpa Covid-19, mereka menemukan bahwa secara nasional, harga rumah sekarang antara 4% hingga 12% lebih tinggi dari prediksi awal dan harga unit apartemen naik hingga 13% lebih tinggi daripada jika dunia tetap “normal”.
Baca juga : Presiden: PPKM Darurat Dibuka Bertahap pada 26 Juli, Jika Tren Kasus…
Dalam skenario 2020 yang normal, respons kebijakan pandemi, seperti mendorong suku bunga turun menjadi 0,1% dan memperkenalkan program HomeBuilder, tidak akan terjadi.
Di bawah pemodelan KPMG, tanpa pandemi, harga rumah di Sydney diperkirakan akan naik 13% hingga mencapai $1.119.000 pada Desember 2023, namun saat ini mereka akan naik 26% menjadi $1.244.000.
Awalnya harga rumah tapak di Brisbane akan naik sebesar 9% menjadi $601.000; alih-alih, mereka akan naik 20% menjadi $661.000.
Harga hunian di Melbourne diprediksi akan meningkat 19% menjadi $905.000; namun yang terjadi adalah mereka akan naik 24% menjadi $940.000. Bahkan Darwin (satu-satunya kota di mana harga rumah dimodelkan akan turun), malah akan mengalami kenaikan harga sebesar $31.000.
Baca juga : Idul Adha 1442H, Masyarakat Potongkan Hewan Kurban di RPH Naik 100…
Dr. Brendan Rynne, kepala ekonom KPMG Australia mengatakan, penurunan suku bunga hipotek; penghematan ekstra dari tidak menghabiskan liburan; dan dukungan pendapatan yang besar dari pemerintah dan dukungan pasar perumahan secara khusus, telah melihat harga properti naik secara dramatis dalam enam hingga sembilan bulan terakhir, melewati titik di mana mereka akan meningkat di bawah skenario tanpa Covid.
Disisi lain, Direktur Penjualan Crown Group, Prisca Edwards menjelaskan bahwa harga hunian terus menggelembung di Sydney, sebagai akibat langsung dari pandemi Covid-19.
“Kami melihat penelitian yang menunjukkan terdapat kesenjangan harga sebesar 66% antara pasar rumah tapak dan apartemen. Di Crown Group, kami telah melihat minat baru dalam pembelian apartemen terutama dari konsumen lokal yang menghuni yang ingin meningkatkan kualitas kehidupan mereka ke depan jika Lock Down COVID terus berlanjut, yang tercermin dalam penjualan baru-baru ini,” ujarnya.
Halaman selanjutnya: Sepanjang Lock Down Sydney