Suparma Tak Bagikan Deviden Tapi Bagikan Saham Bonus

0
157
Suparma Tak Bagikan Deviden Tapi Bagikan Saham Bonus
Suparma Tak Bagikan Deviden Tapi Bagikan Saham Bonus

Surabaya, JATIMMEDIA.COM – Meskipun laba komprehensif tahun berjalan 2021 PT Suparma Tbk (Suparma) meningkat lebih dari 2x dibandingkan laba komprehensif tahun berjalan 2020 menjadi Rp 315,8 miliar, namun hasil keputusan RUPS tahun 2022, memutuskan untuk tidak membagikan dividen tunai kepada para pemegang sahamnya.

Hal ini disampaikan Hendro Luhur, Direktur PT Suparma Tbk dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dan Rapat Umum Pemegang Saham Luara Biasa (RUPSLB) yang digelar hari ini, Senin (6/6/2022).

“Sisa laba komprehensif tahun berjalan sebesar Rp 295,8 miliar (setelah dikurangi pembentukan dana cadangan wajib sebesar Rp 20 miliar), akan digunakan untuk memperkuat struktur permodalan Suparma dan untuk ekspansi/pengembangan usaha Suparma berupa investasi mesin kertas baru,” ujar Hendro.

Hendro manambahkan, meski tidak membagikan deviden, tetapi dalam RUPSLB tahun 2022 ini, pemegang saham Suparma menyetujui usulan Rapat untuk membagikan Saham Bonus kepada pemegang saham dengan perbandingan 100:13 atau setiap pemegang 100 saham lama berhak memperoleh 13 saham baru dengan nilai nominal Rp 400 per lembar saham.

“Saham Bonus yang dibagikan merupakan kapitalisasi Tambahan Modal Disetor (Agio Saham) sebanyak-banyaknya Rp 145,1 miliar dengan jumlah Saham Bonus yang akan dibagikan sebanyak-banyaknya 362.860.315 lembar saham, yang akan dibagikan pada 8 Juli 2022,” terang Hendro.

Baca juga : Suparma Catat Penjualan Bersih Rp 2.211 Miliar

Dalam kesempatan tersebut, Hendro juga menjelaskan bahwa penjualan bersih Suparma pada tahun lalu mencapai Rp 2.794,5 miliar atau mengalami pertumbuhan 29,9% dibandingkan dengan penjualan bersih tahun sebelumnya.

Dimana pertumbuhan penjualan bersih tersebut terutama disebabkan oleh naiknya harga jual rata-rata produk kertas Suparma pada tahun 2021 sebesar 21,4% dibandingkan harga jual rata-ratanya di tahun 2020.

“Sedangkan kuantitas penjualan produk kertas Suparma selama tahun 2021 mencapai 214,2 ribu MT atau meningkat 6,8%,” lanjutnya.

Naiknya penjualan bersih Suparma yang melebihi kenaikan beban pokok penjualan, lanjut Hendro, menyebabkan Suparma membukukan kenaikan laba kotor sebesar 50% dari semula Rp 392,8 miliar di tahun 2020 menjadi Rp 598,2 miliar di tahun 2021, sehingga marjin laba kotor tahun 2021 mengalami peningkatan menjadi 21,1% dari semula 18,3% di tahun 2020.

“Sedangkan beban operasional yang terdiri dari beban penjualan serta beban umum dan administrasi mengalami kenaikan masing-masing sebesar 8,3% dan 17,3% yang terutama disebabkan oleh meningkatnya beban ekspor dan pengangkutan di beban penjualan sebesar 18,4% serta naiknya gaji dan upah di beban umum dan administrasi sebesar 14,1%,” tambah Hendro.

Baca juga : Dampingi Wapres RI, Wagub Emil Terima Bantuan Pembayaran Klaim Rp. 6,185…

Sementara itu, bean keuangan Suparma mengalami penurunan sebesar 13,7% dari semula Rp 38,3 miliar di tahun 2020 menjadi Rp 33,1 miliar di tahun 2021, sehingga laba sebelum taksiran beban pajak, laba tahun berjalan dan laba komprehensif tahun berjalan Suparma naik masing-masing menjadi sebesar Rp 377,5 miliar, Rp 294,3 miliar dan Rp 315,8 miliar atau masing-masing meningkat 93,1%, 81,1% dan 105,3%.

Sementara untuk penjualan bersih Suparma untuk periode empat bulan pada tahun 2022, mengalami pertumbuhan sebesar 26,1% yang disebabkan oleh naiknya harga jual rata-rata produk kertas sebesar 25,3% dan naiknya kuantitas penjualan produk kertas sebesar 0,3% dibandingkan periode yang sama tahun 2021.

“Pencapaian penjualan bersih ini setara dengan 33,1% dari target penjualan bersih Suparma tahun 2022 yang sebesar Rp 3.100 miliar. Kuantitas penjualan kertas Suparma yang naik sebesar 0,3% tersebut menjadi 68.178 MT dari semula sebesar 67.951 MT, atau setara dengan 27,2% dari target kuantitas penjualan produk kertas tahun 2022 yang sebesar 251.000 MT,” tegas Hendro.

Tercatat untuk hasil produksi kertas Suparma pada periode empat bulan tahun 2022 mengalami peningkatan sebesar 1,6% dari semula sebesar 71.029 MT menjadi 72.195 MT atau setara dengan 28,9% dari target produksi kertas tahun 2022 yang sebesar 250.000 MT.

Baca juga : FK UNAIR Raih Empat Rekor MURI

Suparma juga telah melakukan belanja modal untuk Mesin Kertas No. 10 (MK 10) dengan jumlah realisasi anggaran mencapai Rp 331,1 miliar. MK 10 memiliki kapasitas terpasang 55.000 MT sehingga total kapasitas terpasang  mengalami peningkatan sebesar 21,9% dari semula 250.900 MT menjadi 305.900 MT.

“MK 10 telah beroperasi secara komersial pada 7 Maret 2022 dan hingga akhir Mei 2022 MK 10 telah memproduksi Hand Towel dan Wrapping Kraft sebesar 3.817 MT dengan produksi harian tertinggi sebesar 103 MT,” pungkasnya. (JM01)