Yoko: Setelah Lihat Ibu Saya Operasi Ditanggung BPJS Kesehatan, Saya Jadi Peserta JKN-KIS

0
33
Yoko: Setelah Lihat Ibu Saya Operasi Ditanggung BPJS, Saya Jadi Peserta JKN-KIS
Yoko: Setelah Lihat Ibu Saya Operasi Ditanggung BPJS, Saya Jadi Peserta JKN-KIS

Surabaya, JATIMMEDIA.COM – Terkadang pengalaman orang lain bisa menjadi inspirasi dan contoh yang baik untuk orang berubah. Ini juga yang dialami Yoko budi muliyanto, warga jalan Sonorejo 2 nomer 4 Sukomanunggal Surabaya.

Cukup lama Yoko diminta menjadi peserta JKN-KIS oleh orang tuanya, tetapi dia tidak pernah menggubris karena merasa tidak ada manfaatnya dan hanya menjadi beban karena harus bayar iuran rutin setiap bulan.

“Buat apa jadi peserta JKN-KIS. Harus bayar terus sementara saya relatif gak pernah pakai buat berobat. Kan uang saya terbuang sia-sia,” cerita laki-laki kelahiran 1984 ini pada jatimmedia.com di tempat kerjanya, Selasa (26/1/2021).

Namun ketika kemudian ibunya (Ibu Martini) sakit dan di rawat di Rumah Sakit Bhakti Dharma Husada (BDH) Surabaya serta harus menjalani operasi dengan biaya sekitar Rp 15 jt yang semuanya ditanggung BPJS Kesehatan, pandangannya terhadap menjadi peserta BPJS berubah.

Diketahui, Martini (ibu Yoko) tepaksa harus menjalani operasi setelah jatuh dan terluka pada mata kaki yang diobati biasa saja hingga kemudian terjadi pembusukan, karena ternyata ibu Yoko ini memiliki penyakit gula dan kadar gula di darahnya cukup tinggi.

Baca juga : Ini Syarat dan Aturan Terbaru Bagi Jemaah Umrah di Masa Pandemi…

“Iya mas. Setelah saya lihat sendiri ibu saya harus opname dan menjalani operasi dengan biaya yang sangat besar dan semua ditanggung BPJS, saya berubah pikiran,” ujar laki-laki yang sehari-harinya bekerja di bengkel milikinya itu.

Setelah melihat manfaat jadi peserta JKN-KIS yang dialami ibunya, lanjut Yoko, ia kemudian memutuskan untuk mendaftar jadi peserta JKN-KIS.

“Sudah hampir setahun saya menjadi peserta BPJS Kesehatan, karena saya tau BPJS bisa membantu saya kalau sakit nanti, atau paling tidak saya juga bisa membantu orang lain lewat iuran BPJS saya,” tambah Yoko.

Meski selama menjadi peserta BPJS Kesehatan Yoko belum pernah menggunakan fasilitas kesehatan, namun ia tidak pernah nunggak bayar iuran BPJS Kesehatan.

Baca juga : Omset Kafe dan Restoran Surabaya Anjlok Hingga 60 % Akibat PPKM

“Meski saya belum pernah menggunakan sarana kesehatan yang ditanggung BPJS, dan saya berharap tidak pernah menggunakannya, namun saya tidak pernah terlambat bayar iuran,” ujarnya sambil tersenyum.

Bahkan kemudian Yoko sering mengingatkan teman-teman dan tetangganya yang belum ikut BPJS untuk mendaftar karena banyak manfaatnya.

“Saya sekarang sering mengajak teman atau tetangga yang belum paham pentingnya BPJS Kesehatan untuk jadi peserta BPJS sambil menceritakan pengalaman yang dialami ibu saya,” terang Yoko.

Baca juga : Nadiem : Tindak Tegas Sekolah yang Suruh Siswi Nonmuslim Berhijab

Yoko juga berharap program BPJS Kesehatan jangan sanmpai di hapus karena banyak manfaatnya, terutama bagi masyarakat menengah-bawah yang penghasilannya pas-pasan.

“Semoga BPJS Kesehatan bisa terus karena ini sangat membantu masyarakat, khususnya masyarakat yang kurang beruntung,” pungkasnya. (JM01)